Tibalah waktu untuk Lili Lelet untuk menjawab perbedaan daun puteri malu dan daun petai cina. Bapak petugas ujian memberikan Lili Lelet empat daun di hadapan Lili. Lili hanya punya satu kali kesempatan untuk menunjukkan mana dari keempat daun itu yang adalah daun puteri malu dan daun petai cina.Â
Lili Lelet bingung bukan kepalang. Dia tidak tahu bagaimana caranya membedakan daun-daun itu. Tidak ada waktu untuk berlatih. Tidak ada pula IBu di sisinya. Lili Lelet harus menjalani ujian ini seekor diri.Â
Ketika waktunya habis bagi Lili Lelet untuk menjalankan ujiannya, dengan lesu ia menerima pengumuman bahwa ia gagal dalam ujian tersebut.Â
Ia pulang ke rumah, dan mendapati ibunya yang sedang menanti dengan cemas.  Ibu Linca tentu saja sudah menyiapkan hatinya  untuk semua hasil yang Lili dapatkan. Ibu Linca adalah ibu yang sabar, bijaksana, sekaligus tegas.Â
Lili Lelet berkata pada Ibunya, "Maafkan aku, Ibu ... aku tidak dapat membedakan daun puteri malu dan daun petai cina ... aku tidak lulus ujian .." katanya lesu.Â
Sambil menghela nafas panjang, Ibu Linca berkata, "Lili, Ibu sudah memperingatkan kamu berulang kali, pentingnya melatih diri. Tapi, kamu tetap saja menganggap enteng. Kamu mengulur-ngulur waktu ... sampai akhirnya, waktumu habis terbuang percuma ..."
Lili Lelet menangis dalam pelukan ibunya, karena sejak saat itu, ia harus siap menghadapi apapun juga sendirian. Karena, rahasia yang ada dalam Istana Bunga Matahari berbeda untuk tiap ulat. Â
Sambil terus terisak, Lili Lelet berkata dengan sedih, "Ibu, aku menyesal, karena telah membuang begitu banyak waktu ..."Â
"Lili, sekarang kamu sadar ... bahwa waktu tidak dapat didaur ulang, sebab itu Ibu berkali-kali mengingatkanmu ..." hibur Ibu Linca berusaha menguatkan Lili Lelet yang menyesali perbuatannya.