Mendengar bentakan seperti itu, tak ayal si Adik lari menghambur ke pelukan Bu Galau yang lagi nge-Ge di dapur.
Si adik sedih dan menangis dalam pelukan ibunya yang cuma bisa nge-Ge alias nge-Galau. Air mata Si adik mengalir di pipinya, sambil merasa sedih, Si Adik berkata begini : "Bapak itung-itungan..aku sedih .."
Dan Bu Galau hanya bisa nge-Ge aje.
Sementara Si Kakak dengan bijak berkata : "Ya sudah, kita bayar harga normal aja, Pak."
Pak Itung hanya diam sedikit manyun.
Dan pergilah keluarga kodian itu ke pertunjukkan musik jazz.
Sesampai di loket pembelian tiket, Bu Galau langsung membeli tiket dengan harga pelajar dengan hanya 1 kartu pelajar saja, yaitu kartu pelajar si Kakak. Mbak penjual tiket hanya bertanya, yang mana saja yang pelajar dan Bu Galau tunjukkan Si Kakak dan Si Adik. Tanpa banyak syarat, dua tiket dengan harga pelajar sudah di tangan Bu Galau.
Pak Itung, si Kakak, dan si Adik menyaksikan itu semua. Menyaksikan bagaimana Bu Galau membeli tiket tanpa harus manipulasi data demi mendapatkan harga pelajar yang lebih murah.
Sambil masuk ke lokasi pertunjukkan, Bu Ge berbisik ke Si Kakak dan Si Adik : "Enggak perlu pakai bohong kan? Orang jujur disayang Tuhan.. "
Diam-diam Bu Ge mengucap syukur kepada Tuhan, karena tetap bisa mengajarkan nilai integritas kepada anak-anaknya.
Sebenarnya masih ada lagi kelucuan miris lainnya..tapi biarlah itu tersimpan dalam jurnal keluarga Pak Itung dan Bu Galau saja.