Pada hari pertama pertunjukan, semua sepertinya lancar jaya. Terjadi kebetulan yang manis sekali, yaitu ketika Bu Ge sedang antri di loket tiket masuk, ada dua orang pemuda yang konon kabarnya mahasiswa, mendekat dan menawarkan 2 tiket dengan harga pelajar. Tentu saja Bu Ge mau. Dengan demikian jadi lumayan hemat, anak-anak Pak i dan Bu Ge dapat harga pelajar meskipun hari itu anak-anak mereka tidak membawa kartu pelajar.
Kelucuan yang miris terjadi di hari ke-dua pertunjukkan. Di rumah, sebelum pergi nonton, Pak i mengingatkan  kepada si Sulung untuk membawa kartu pelajarnya supaya dapat harga pelajar.
Si Sulung yang memang rapi jali langsung membawa kartu pelajarnya. Tapi tidak demikian dengan si Adik. Si Adik rada slebor. Kartu pelajarnya nyelip entah di mana.
Mengetahui hal ini, Pak Itung kemudian menginstruksikan si Sulung untuk memindai (scan) kartu pelajarnya. Si Sulung meng-iyakan. Maklum titah Pak Itung tak bisa dibantah.
Sementara Bu Galau mulai kumat Galaunya.Peperangan batin berkecamuk di dalam hatinya. Tapi Bu Ge pun hanya bisa nge-Ge saja alias Galau. Maklum, titah Pak Itung tak bisa dibantah.
Setelah Si Sulung memindai kartu pelajarnya, giliran titah Pak Itung kepada Bu Galau. Bu Galau diminta untuk mencari foto Si Adik memakai seragam sekolah. Tahu dong arahnya ke mana? Apalagi kalau bukan manipulasi data. Rencananya, kartu si Kakak akan ditempel foto si Adik. Demi tiket yang lebih murah. Harga pelajar.
Bu Galau hanya ngeGe aja bisanya. Maklum, titah Pak Itung tak bisa dibantah.
Pak Itung yang berkuasa di kantor menunjukkan kekuasaannya pula di rumah, sehingga titahnya tak terbantahkan.
Untungnya, Bu Galau tidak menemukan foto Si Adik memakai seragam sekolah. Diam-diam Bu Galau lega, karena Bu Galau sangata amat tidak setuju dengan niat Pak Itung yang demi menghemat lima puluh ribu rupiah mengorbankan nilai luhur soal integritas di depan mata anak-anak yang polos ini.
Pak Itung kemudian mengambil alih komputer. Sibuk sendiri. Bu Galau wara-wiri salah tingkah, karena mau protes tapi tiada daya. Maklum titah Pak i haram untuk dibantah.
Kesal karena tidak menemukan foto si Adik pakai seragam, akhirnya untuk menumpahkan kekesalannya, Pak Itung berkata dengan jengkelnya kepada si Adik : gara-gara kamu, kita bayar lebih mahal..!! Kamu enggak akan dikasih uang..!!!