Ada dua hal yang bisa dicermati, pertama kondisi internal dan faktor eksternal. Kondisi internal tentu kondisi masing masing pribadi. Dompet masing masing ada isinya atau lebih banyak tagihannya. Menurut survey, pengeluaran masyarakat Indonesia terpotret dalam survey sbb :
Survey dari BPS tahun 2024 tersebut memotret gambaran pengeluaran masyarakat Indonesia. Di nomer satu pengeluaran untuk beli beras. Nomer 3 dan seterusnya untuk belanja kebutuhan dapur mulai dari daging ayam hingga yang bawang merah. Yang menarik, ternyata di nomer 2 tertera tentang kebutuhan belanja rokok. Meskipun rokok bukan kebutuhan pokok, ternyata rokok berada di nomer 2 terbanyak dalam belanja setelah beras.
Harga rokok terkini memang cenderung tambah mahal, termasuk harga beras. Belum lagi gonjang ganjing tentang PPN 12 %. Sementara itu apa sebanding dengan kenaikan UMR ? tak semua orang bekerja memperoleh gaji sesuai standar UMR. Apalagi lowongan pekerjaan juga semakin sulit. Kurang lebih seperti itulah membaca Kondisi terkini.
Ditengah berita yang cenderung mencemaskan ini, harapan di tahun baru tetap jadi spirit untuk lebih baik. Terus bagaimana menurut pendapat para Mblarahisme ?
Bijak Finansial itu seperti apa ?
Siklus diskusi Mblarah terus bergerak menjawab tantangan perubahan dengan cara memanusiakan manusia. Kesadaran bahwa siklus hidup kita bukanlah mesin dan robot, maka sekali waktu perlu bertemu teman terdekat yang bisa memberikan inspirasi simple namun mengena. Sama dengan diskusi terdahulu, pertemuan ini tetap santai namun menarik untuk diskusi.
Jika baca hasil survey diatas, secara umum jawabnya adalah menghemat pengeluaran. Yang perokok, bisa mengurangi bugjed belanja rokoknya. Rokok sudah merupakan life style, khususnya kaum pria. Semakin mahal dan bermerk produk rokok seorang pria, semakin tinggi life style seorang pria. Itu hanya salah satu point yang dijadikan contoh. Tentu bapak bapak perokok akan protes, kok hanya soal rokok yang dibahas. Tentu ini karena gambaran survey tersebut diatas. Tentu butuh survey dan kajian lebih mendalam jika ingin hal ini lebih berimbang.
Kebutuhan dan life style seseorang tergantung cara tingkat penghasilan yang bersangkutan. Bijak Finansial mendorong seseorang jadi realistis dan tidak mengejar life style tertentu yang tidak sebanding dengan penghasilannya. Bijak Finansial adalah cara menyikapi keadaan ekonomi secara lebih tanggap.
Selain berhemat dengan penghasilan yang telah ada, diperlukan juga upaya kreatif memperoleh penghasilan tambahan melalui cara yang Syah dan tidak melanggar aturan. Intinya, belajar dari kasus ini keminatan belanja harus bijak dan selektif. Belanjalah pada hal hal yang penting saja. Dan tentu kebijakan ini diukur dari kesehatan finansial masing masing. Yang dari segi finansial masih kurang baik, tentu harus mampu bijak Finansial dengan cara ukur dompet masing masing. Hutang jangan dijadikan solusi, karena dengan menambah hutang baru dan sementara jumlah penghasilan tetap, pasti akan menimbulkan masalah baru. Apalagi yang terjebak pinjol, akan tambah memberatkan.
Atur life style sesuai dompet masing masing dan selamat menikmati sensasi tahun baru 2025 dengan full enjoy. Â Bismillahirrahmanirrahim mari Bijak Finansial.