Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana solusi keluar dari zona Jompo sebelum waktunya (Seri Diskusi Mblarah #14)

19 Desember 2024   15:09 Diperbarui: 19 Desember 2024   15:09 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto karya pribadi Eko Irawan untuk Seri Diskusi Mblarah #14 Desember 2024

Solusi Keluar dari Zona Jompo belum waktunya

Kita yang pandai omong dan ahli bikin alasan, siapa akan berani bayar mahal atas keahlian tersebut ? Keahlian yang dibutuhkan orang banyak dan orang lain mm aku bayar mahal keahlian kita adalah Asset wajib yang harus dimiliki. Itulah solusi utama keluar dari zona Jompo belum waktunya. Tak perlu iri dengki dengan yang lain, mari kita kenali diri kita siapa, mau apa, bisa apa dan kita selama ini berteman akrab dengan siapa.

Lari dari kenyataan dengan membuat alasan yang tujuannya bela diri tapi sebenarnya menipu diri sendiri atas segala ketidakmampuan kita hingga jadi jompo sebelum waktunya adalah jawaban paling bodoh. Apalagi keahliannya menyalahkan pihak lain dan sibuk mengkoreksi pribadi orang lain yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan diri kita sendiri. Apakah itu pintar ?

Kesimpulan dari diskusi Mblarah kita kali ini adalah mari koreksi diri masing masing. Tak perlu tipu diri dengan alasan lelah karena merasa jompo dan uzur. Jujur waktu produktif kita berkarya jadi sirna karena pulang pergi yang melelahkan. Sudah kerja siang malam, gajinya masih kalah dengan tukang parkir liar. Mereka bisa makan enak dan hampir tiap malam ngumpul di cafe sambil karaoke dan joget riang gembira.

Pasca koreksi, yang bisa sendiri kerjakan. Jangan nunggu besok dan besok. Yang tidak bisa diprogres sendirian, bangun sinergi dengan teman terdekat yang satu frekuensi. Tak perlu iri dengki apalagi membangun konflik yang menghabiskan energi. Dan jangan lupa bersyukur dan berdoa. Rejeki dari Allah pasti tidak akan salah alamat. Dengan sinergi, sekalipun Mblarah tetap jadi solusi. Minimal akan mampu mencerahkan dan menyegarkan hingga bangkit pola pikir positif yang bermanfaat sehingga akan hadir petunjuk dari Tuhan Semesta Alam. Semoga tulisan ini jadi pembuka kesadaran kita semua. Selamat berjuang saudara saudaraku yang sudah mau baca artikel ini. Mohon maaf jika ada kata kalimat yang kurang berkenan. Jika dianggap hal ini terlalu gokil atau ngawur, tentu dengan cara Mblarah ini mari jadi diri sendiri yang sebenarnya sangat ilmiah. Mari kita eksplore diri masing masing. Bagaimana menurut Anda?

De Huize Sustaination, 18 Desember 2024
Di Tulis untuk Seri Diskusi Mblarah 14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun