Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Monggo Nang Njago Ciptakan Pasar UMKM Kampung (Seri Berwisata ke Desa Aja #9)

2 November 2024   21:59 Diperbarui: 2 November 2024   22:14 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan seperti Monggo Nang Njago harus dilakukan dengan militansi tinggi. Harus memiliki tujuan dengan visi misi yang jelas, kuat, tangguh dan terukur. 

Hebatnya Militansi pegiat dan peran generasi muda sebagai motor penggeraknya harus dibangun. Gerakan bersama ini harus melahirkan kerukunan berupa guyub rukun di tingkat warga. Penasaran seperti apa dan bagaimana Monggo hadir diacara pasar pagi Monggo Nang Njago.

Promosi ala Monggo Nang Njago 

Tiap kampung sebenarnya punya potensi dan daya tarik sendiri sendiri. Berbagai ide pemberdayaan ekonomi kreatif dan inovasi kampung dalam 10 tahun terakhir memang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Ide dan inovasi tersebut sebenarnya mudah digagas, namun yang paling sulit adalah mempertahankannya sebagai destinasi sesuai tujuan awalnya.

Sebuah giat yang didukung bantuan anggaran memang akan sukses terselenggara dengan gemilang, namun jika bantuan anggaran dari instansi terkait tidak cair, maka akan terhenti dengan sendirinya. 

Bantuan anggaran bersifat stimulan agar kemandirian masyarakat tergugah. Proses anggaran diawali dengan perencanaan di tahun berjalan, dan terealisasi pada tahun anggaran berikutnya. Proses perencanaan ini diawali dengan usulan dalam Musrenbang yang kemudian diajukan untuk disetujui atau tidak sesuai kajian yang berwenang. 

Sebuah inovasi yang muncul tiba tiba, akan sulit memperoleh bantuan. Apakah baru berkegiatan jika ada bantuan ? Kapan ada peningkatan kesejahteraan jika kegiatan menunggu realisasi anggaran ? Jika kegiatan dilaksanakan setahun sekali, apakah efektif ? 

Sementara kebutuhan hidup manusia tidak bisa tercukupi jika kegiatan ekonomi kreatif yang hanya setahun sekali saja. Itu tipe pegiat yang baru berkegiatan jika dapat bantuan, terus bagaimana tipe pegiat yang lain ?

Giat swadaya yang terus menerus meminta partisipasi dari masyarakat, tapi tidak memberi nilai timbal balik bagi masyarakat, juga akan tamat dengan sendirinya. Siapa sih mau dipaksa terus amal, sumbangan, kerja bakti dan urunan,  jika tidak urun dianggap tidak berjiwa sosial. Apakah hal seperti itu mampu mengawal sebuah gerakan agar terus hidup dan berkembang? 

Ternyata giat ekonomi kreatif yang berdampak positif adalah giat yang memberikan timbal balik bagi pelaku usaha didalamnya, yaitu berdampak usaha laris, banyak pesanan dan peningkatan kapasitas branding usaha bagi yang bersangkutan. Ruang tumbuh mandiri ini harus diciptakan sendiri dari, oleh dan untuk masyarakat. 

Kuncinya kerukunan dan guyub rukun. Dan promosi adalah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus agar apa yang digagas punya pelanggan dan apa yang disajikan dibutuhkan konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun