Monggo Nang Njago Ciptakan Pasar UMKM kampung (Seri Berwisata Ke Desa Aja #9)
Ditulis oleh : Eko Irawan
Sebuah kegiatan ekonomi kreatif sudah seharusnya memberikan dampak positif pada pelaku usaha yang terlibat di dalamnya. Syukur, jika dampak dimaksud memberikan makna kesejahteraan.Â
Artinya ada dampak bagi masyarakat berupa kesempatan usaha dan memperoleh penghasilan dari usaha laris, banyak pesanan dan branding usaha bagi yang bersangkutan. Idealnya Kegiatan tersebut bersifat berkelanjutan, kontinyu dan ada perlindungan usaha.
Pelaku usaha membutuhkan pasar UMKM yang nyata yang diadakan secara rutin. Sebuah giat yang diadakan hanya setahun sekali atau dalam rangka memperingati perayaan hari tertentu, mampukah memberikan kesejahteraan pada warga sekitar ? Mampukah pasar UMKM ditingkat kampung bisa terbangun ?Â
Yuk belajar menciptakan Pasar UMKM Kampung dari event Monggo Nang Njago yang diselenggarakan oleh warga RW X dusun Njago Tumpang. Selamat membaca semoga menginspirasi.
Gerakan Militan Ciptakan Pasar Kampung
Untuk memahami apa yang sebenarnya dilakukan oleh warga Jl. Kertanegara timur dusun Njago Tumpang Dengan inovasi Monggo Nang Njago mari kita pahami informasi sbb :
Monggo Nang Njago adalah sebuah Gerakan bersama untuk mewujudkan Njago sebagai destinasi wisata UMKM. Gerakan di tingkat kampung bisa terwujud dengan Gerakan bersama.Â
Yaitu Kolaborasi dan sinergi potensi yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Inilah konsep pemberdayaan ekonomi kreatif, dimana masyarakat yang diajak bergerak bersama dan masyarakat itu sendiri yang menikmati berkahnya. Lucu, Â jika gerakan kampung, yang berperan dalam bazar adalah pedagang dan UMKM dari luar kampung.
Gerakan seperti Monggo Nang Njago harus dilakukan dengan militansi tinggi. Harus memiliki tujuan dengan visi misi yang jelas, kuat, tangguh dan terukur.Â
Hebatnya Militansi pegiat dan peran generasi muda sebagai motor penggeraknya harus dibangun. Gerakan bersama ini harus melahirkan kerukunan berupa guyub rukun di tingkat warga. Penasaran seperti apa dan bagaimana Monggo hadir diacara pasar pagi Monggo Nang Njago.
Promosi ala Monggo Nang NjagoÂ
Tiap kampung sebenarnya punya potensi dan daya tarik sendiri sendiri. Berbagai ide pemberdayaan ekonomi kreatif dan inovasi kampung dalam 10 tahun terakhir memang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Ide dan inovasi tersebut sebenarnya mudah digagas, namun yang paling sulit adalah mempertahankannya sebagai destinasi sesuai tujuan awalnya.
Sebuah giat yang didukung bantuan anggaran memang akan sukses terselenggara dengan gemilang, namun jika bantuan anggaran dari instansi terkait tidak cair, maka akan terhenti dengan sendirinya.Â
Bantuan anggaran bersifat stimulan agar kemandirian masyarakat tergugah. Proses anggaran diawali dengan perencanaan di tahun berjalan, dan terealisasi pada tahun anggaran berikutnya. Proses perencanaan ini diawali dengan usulan dalam Musrenbang yang kemudian diajukan untuk disetujui atau tidak sesuai kajian yang berwenang.Â
Sebuah inovasi yang muncul tiba tiba, akan sulit memperoleh bantuan. Apakah baru berkegiatan jika ada bantuan ? Kapan ada peningkatan kesejahteraan jika kegiatan menunggu realisasi anggaran ? Jika kegiatan dilaksanakan setahun sekali, apakah efektif ?Â
Sementara kebutuhan hidup manusia tidak bisa tercukupi jika kegiatan ekonomi kreatif yang hanya setahun sekali saja. Itu tipe pegiat yang baru berkegiatan jika dapat bantuan, terus bagaimana tipe pegiat yang lain ?
Giat swadaya yang terus menerus meminta partisipasi dari masyarakat, tapi tidak memberi nilai timbal balik bagi masyarakat, juga akan tamat dengan sendirinya. Siapa sih mau dipaksa terus amal, sumbangan, kerja bakti dan urunan, Â jika tidak urun dianggap tidak berjiwa sosial. Apakah hal seperti itu mampu mengawal sebuah gerakan agar terus hidup dan berkembang?Â
Ternyata giat ekonomi kreatif yang berdampak positif adalah giat yang memberikan timbal balik bagi pelaku usaha didalamnya, yaitu berdampak usaha laris, banyak pesanan dan peningkatan kapasitas branding usaha bagi yang bersangkutan. Ruang tumbuh mandiri ini harus diciptakan sendiri dari, oleh dan untuk masyarakat.Â
Kuncinya kerukunan dan guyub rukun. Dan promosi adalah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus agar apa yang digagas punya pelanggan dan apa yang disajikan dibutuhkan konsumen.
Satu wujud efektif dari bentuk promosi Monggo Nang Njago dapat dilihat dalam gambar sbb :
Pegiat Monggo Nang Njago ini terus berinovasi kreatif dengan memperkenalkan wisata UMKM kampungnya sendiri. Sebulan sekali mereka membagikan menu makanan gratis. Selain para pegiat ini langsung terjun langsung ke lapangan, upaya membangun jejaring juga dilakukan melalui tekhnologi medsos yang handal.Â
Monggo Nang Njago jadi bukti jika kampung itu tidak kampungan, ide sederhana tapi mampu memberikan dampak positif bagi sektor usaha ekonomi kreatif dan UMKM. Monggo Nang Njago mampu dilaksanakan setiap Minggu pagi.
 Ini sangat keren, walau biasa tapi tetap luar biasa jika dibanding yang lain yang hanya terlaksana setahun sekali. Apakah masyarakat hanya boleh menikmati hasil usaha ekonomi kreatif dan produktif nya menunggu setahun sekali saja ?
Bagaimana menurut anda ? Monggo Nang Njago adalah pemantik agar di dalam kampung punya pasar UMKM bagi masyarakatnya itu sendiri. Silahkan datang tiap Minggu pagi dan temukan guyub rukun yang luar biasa. Selamat dan sukses untuk pegiat Monggo Nang Njago, tetap semangat untuk terus lahirkan inovasi terbaru pada Minggu selanjutnya.
Jinalayapura Jajaghu, 2 November 2024
Ditulis untuk Seri Berwisata ke Desa Aja 9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H