Seri Diksi Bicara #4 : Rindu
Ditulis oleh : eko irawan
Jadilah pencinta kata kata. Tiap hari bergelut dengan Rasa. Memilih memilah makna. Jadilah berjuta cerita, berbalut sastra.
Apakah inti dari sastra? Saat diksi Bicara. Ada rindu, benci dan cinta. Mengupas rasa mengemas cerita.
Rindu jadi pemicu. Pemantik sejuta makna, terurai dalam rindu. Sampaikan pada dunia tiada kenal jemu. Jadi pencerah, penerang gelap seperti lampu.
Sudahkah kau punya rindu. Dekap jangan lepaskan, karena itu milikmu. Tak perlu munafik, menolak rasa dihatimu. Biarkan rindu, jadi obor inovasi karyamu.
De Huize Sustaination, 30 Januari 2024
Ditulis untuk Seri Diksi Bicara 4
Catatan kaki
Rindu itu bahasa rasa yang ada dalam diri setiap manusia. Bohong, jika menganggap tak punya rasa rindu. Dianggapnya rindu hanya urusan orang orang kasmaran. Padahal rindu itu universal. Sebuah rasa yang memantik, bak obor inovasi yang menyulut karya karya kreatif seseorang yang peka pada dunia sastra.
Jadikan diksi rindu sebagai lampu penerang, yang memberi pencerahan pada apapun yang kau rindukan dalam hidupmu. Peka memaknai hidup, dan tulislah dalam lantunan karya karya yang menginspirasi dunia. Tak perlu pusing, karya tetap punya nilai yang abadi.
Rindu adalah motivasi menulis yang jadi diksi istimewa. Sudahkah kau menulis tentang rindu?
"Maknai hidupmu dengan rindu karena rindu akan tetap hidup dan terus hidup dalam setiap karya karyamu untuk masa depan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H