04
Setelah matikan handphone. Paket data habis. Atau Kehabisan baterai. Seramai apapun media sosialmu, kamu kembali ke habitat asli. Dunia nyata yang dialami semua manusia. Kembali jadi kesepian.
Ramai yang sepi. Terkenal di medsos, kesepian di dunia nyata. Ada yang menolak fakta ini. Silahkan, tak ada yang dirugikan, yang ditipu juga bukan siapa siapa. Apa manfaat tipu diri sendiri seolah bahagia. Apa guna tak jujur.
Di medsos bisa dipoles. Di rebranding diri. Ngaku apapun bisa. Pujian selangit datang. Berguna membangun kepercayaan diri. Tapi tetap tak nyata. Ketemu yang memuji, juga tidak bakalan kenal. Yang setiap hari say hello, ketemu juga tak respon. Kita yang dikenal, tak bakalan sama dengan ekspektasi.
Ramai yang sepi. Semua alami. Jadilah manusia nyata, jangan jadi manusia Maya. Kita real, bukan fiksi. Silahkan tenar di medsos, tak dilarang. Tapi tetaplah berguna di circle makhluk manusia. Agar tak sirna kemanusiaanmu.
De Huize Sustaination, 16 Desember 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Esai Eko Irawan 4
Catatan Kaki
01. Hikayat benda bernama Handphone. Adalah android, pertama kali dibuat pada Oktober 2003 oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears dan Chris White. Sebuah perusahan bernama Android.inc semula merancang sistem android ini untuk kamera digital. Perkembangan handphone begitu pesat dan umat manusia jadi begitu tergantung dan sulit hidup tanpanya. handphone di masa pandemi covid jadi alat utama komunikasi disaat manusia dibatasi komunikasi sosialnya.
02. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia diseluruh bumi punya budaya yang unik dan khas sesuai kondisi daerah masing masing. Dari sana diejawantah menjadi tradisi, adat istiadat dan kesenian termasuk permainan anak anak. Kehadiran smartphone mulai menggusur itu semua, karena bertemu dalam forum, semua sibuk dengan handphone masing masing. Lebih penting mana, dunia nyata atau dunia Maya. Sama penting, sama asyik. Jadi terserah kita mengatur pola baru era milenial agar kehidupan kita tetap bermakna tanpa kehilangan jati diri budaya.
03. Smartphone termahal dan paling canggih hanya media sosial, tidak mampu mengganti peran sosial manusia. Tetap alat berupa benda mati. Jadi tetaplah jadi manusia, jangan diperbudak dan dijajah tekhnologi.
04. Jangan sampai kau kehilangan makna kemanusiaanmu. Tetaplah bergaul dengan manusia lainnya dengan cara manusia yang berbudaya. Medsos hanya alat, makanya disebut media sosial. Walau canggih dan mahal, tetap benda mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H