Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diplomasi Pelarian Ketika Buntu Bukan Pilihan

14 November 2023   21:33 Diperbarui: 16 November 2023   02:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diplomasi Pelarian Ketika Buntu Bukan Pilihan
Ditulis oleh : eko irawan

Goblok Mendadak, Mendadak Goblok! Sebuah fenomena ketika buntu bukan pilihan. Diplomasi Pelarian!

Entah sudah berapa lama. Siapa sih mau memilih buntu? Tentu tak seorangpun Sudi berada dalam kebuntuan, apalagi berlarut larut. Buntu bukan pilihan! Jelas, dan sangat jelas.

Mending masih disasarkan si google map. Masih bisa dianggap lucu. Bisa dibikin content. Tapi ini tidak. Sama sekali Ndak lucu. Buang waktu, jadi berlarut larut. Mau kemana tidak jelas.

Bagaimana cara Berdamai dengan masalah, tentu harus ada solusi. Harus ada pilihan. Waktu itu terus menggilas. Tanpa ampun. Waktu yang berlalu akan meninggalkan kita. Dan tak ada cara untuk bisa kembali.

Siapa sih mau terlunta lunta tanpa kejelasan. Tak ada kepastian. Mengambang tanpa tujuan. Tidak berujung. Hanya didiamkan tanpa solusi. Tak berarah. Tak berwarna. Hambar !

Harusnya mari berdiplomasi. Bincang dari hati ke hati. Duduk bersama. Bukan berdrama. Bukan bersandiwara. Bukan pura pura. Jelaskan!

Menjaga suasana agar kondusif. Suasana nyaman. Tapi dengan pura pura. Apa bisa? Ini perasaan, tak bisa ditipu. Ada yang sakit. Dihadapi makin sakit. Tak dihadapi Tersaji didepan kita. Terpampang nyata. Ada. Mampukah bertahan?

Bohong sementara mungkin bisa. Tapi membohongi rasa terus menerus apa mampu? Ini soal hati, soal perasaan. Kejadian itu sudah terjadi. Itu peristiwa yang menyayat hati. Diingat semakin sakit. Menderita. Berat.

Jujur aku stress. Sudah tak mampu. Sampailah pada Diplomasi Pelarian. Sementara tinggalkan, tinggalkan sementara. Dari pada goblok Mendadak, mendadak goblok. Bijakkah?

Tak bijak! Masak harus lari dari kenyataan? Proses pendewasaan antara bertahan atau lari. Diplomasi harus, karena waktu adalah emas. Berharga!

Dan ini tidak sebentar. Ini sudah rugi waktu. Tanpa Solusi, tanpa jalan keluar. Dalam frame bernama pura pura. Menutupi kenyataan seolah tidak ada apa apa. Baik baik saja. Tapi tak dibicarakan. Tak ada diplomasi.

Akhirnya.... Sudah 1460 hari tanpa jawaban. Mau kemana. Berawal tapi tiada berujung. Hanya sebuah kisah diplomasi Pelarian ketika buntu bukan pilihan.

De Huize Jon, 14 November 2023
Ditulis untuk Seri Diplomasi Pelarian bagian 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun