Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Belanja di Warung Tetangga

25 Oktober 2023   00:52 Diperbarui: 25 Oktober 2023   01:03 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide Kampung tematik

Disekitar rumah kita sebenarnya ada potensi, bahkan asset yang bisa memberikan nilai plus pada suatu kampung agar tumbuh secara ekonomi pada warga didalamnya. Kampung tematik adalah konsep brilian memberi ruang usaha pada warga sekitar agar bangkit secara ekonomi.

Kampung tematik bisa digagas oleh siapapun dan didalamnya harus ada pegiat yang mampu merangkul warga sekitar untuk diajak tumbuh bersama dalam satu visi misi yang jelas.

Jelas tak akan terwujud jika hanya menunggu bantuan dari pihak yang berwenang untuk turun. Warga sendiri harus gotong royong mewujudkan apa yang bisa ditata bersama. Misal penataan warung warung agar lebih bersih, lebih sehat kulinernya, punya ciri khas yang unik dan tiap hari libur misal setiap Minggu pagi menggelar acara unik. Tentu ada warga sekitar yang bisa main musik atau seni lainnya. Buat destinasi berkelanjutan dengan memberikan ruang pada warga sekitar dan itu milik mereka sendiri, bukan program dari atas yang memaksa warga sekitar untuk ikut acara tapi demi sukses orang lain.

Dengan adanya ide kampung tematik dan didukung dengan publikasi medsos dan peran media, pelahan namun pasti, kampung bukan tempat kumuh, tapi akan jadi destinasi unik milik warga yang akan didatangi warga kampung bahkan kota lain untuk menikmati keunikan sebuah kampung. 

Cobalah eksplore potensi dan asset kampung sendiri dan mulailah berjuang membuat dan menumbuhkan ekonomi kreatif di kampung sendiri. Mulai dengan ide awal paling sederhana, yaitu belanja di warung tetangga. Bagaimana dengan modal usaha? Rasanya kita telah lupa bahwa Bangsa Ini punya kearifan ekonomi bernama koperasi. 

Kenapa tidak membuat koperasi usaha mandiri yang tumbuh secara gotong royong? Sudah saatnya warung warung disekitar kita dikelola dan ditolong dengan sistem koperasi. Pembinaan dari instansi terkait, kolaborasi dengan sektor usaha melalui CSR dan masyarakat harus terlibat langsung dalam Musrenbang merupakan mekanisme yang bisa diusulkan dan diikuti. Jangan sampai warung tetangga malah bangkrut karena dagangannya dihutang dan mereka terjebak pinjol atau pinjaman bank tithil yang mengaku koperasi tapi sebenarnya rentenir.

Bagaimana menurut kamu? Belanja di warung tetangga ternyata punya dampak signifikan pada suatu kampung agar menumbuhkan ekonomi kreatif milik warga sendiri. Dari warga, oleh warga dan untuk warga sendiri sehingga ada keberlanjutan tidak hanya pada rencana belaka, tapi sudah merupakan aksi nyata dengan bekal kearifan lokal warga sendiri.
Semoga artikel ini menginspirasi.

De huize Joyo, 24 Oktober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun