Belanja di Warung Tetangga
Ditulis oleh : eko irawan
Bagaimana kebiasaan belanjamu? Pernahkah terpikir untuk berbagi rejeki dengan menghidupkan warung tetangga agar lebih maju? Memang lebih mahal jika dibanding dengan toko besar sekelas super market grosir. Bisa jadi Selisih 500 s/d 800 rupiah, tapi hal itu sudah menolong tetangga sendiri mampu membayar sekolah anaknya. Yuk kepoin warung tetangga agar tumbuh jadi UMKM kampung yang sukses dan terus bertahan jadi usaha kampung yang mandiri. Berikut catatan tentang warung tetangga agar tertolong dan pelahan tumbuh jadi destinasi belanja kampung. Selamat membaca semoga menginspirasi.
Budaya Tolong Menolong
Indonesia terkenal dengan budaya tolong menolong, guyub rukun dan gotong royong. Apakah tradisi ini masih relevan? Keberadaan warung milik tetangga adalah cukup strategis. Memang tidak lengkap dan ada selisih harga lebih mahal jika dibanding toko sekelas super market grosir. Namun dengan belanja di warung tetangga, hakekat tolong menolong asli Indonesia bisa membantu keberlangsungan warung tetangga agar tetap lestari dan tumbuh semakin besar sehingga secara tidak langsung turut pula membantu tetangga sebelah mampu membayar biaya sekolah anaknya.
Mari kita tengok warung warung tetangga disekitar rumah kita sendiri. Coba data dan belanjalah disana, agar warung warung tersebut tetap ada dan mampu bertahan. Dengan belanja disitu, kita turut membantu sektor UMKM yang ada disekitar kita.
Kebiasaan belanja di super market memang nyaman dengan segala diskon dan fasilitas yang disediakan. Selain lengkap, disana ada diskon dan kadang ada kupon undian dengan hadiah menarik jika belanja sejumlah tertentu. Tapi apa kamu sadar, dengan belanja disana kamu sudah membantu boss besar disana beli mobil mewah dan bisa liburan ke luar negeri.
Silahkan belanja disana jika barang yang kamu cari memang tidak ada di warung tetangga, namun kamu harus sisihkan rejeki untuk belanja di warung tetangga agar warung warung ini tetap eksis disekitar kita. Coba bayangkan jika warung warung ini bangkrut semua, sementara stok kopi dirumah habis dan sudah malam. Harus kemana belanja? Saatnya kembali menumbuhkan budaya tolong menolong.Â
Kebiasaan bantuan langsung tunai bukan solusi mengatasi kemiskinan, karena tidak mendidik. Sektor usaha UMKM harus ditumbuhkan dengan partisipasi berupa belanja di warung tetangga. Hal ini mendidik warga agar berjiwa entrepreneur dan akan membantu warung tetangga eksis dan mencukupi kebutuhan keluarga mereka.
Jasa Warung Tetangga
Warung tetangga baik dagang kebutuhan barang rumah tangga, usaha jasa atau kuliner perlu dikunjungi. Selain silaturahmi dengan tetangga, belanja disana sudah sangat membantu perekonomian keluarga mereka. Jika kamu sendiri lagi terpuruk secara ekonomi, justru warung tetangga yang memberikan bon.Â
Tak ada super market besar yang mau menolong memberikan pinjaman barang kebutuhan kepadamu. Tak punya uang, kamu tak bakalan bisa belanja disana. Warung tetangga sesungguhnya berjasa pada hidupmu. Sekali waktu jika ada yang buka usaha warung kopi, datangilah. Memang tidak sekeren nongkrong di cafe terkenal, tapi warung tetangga juga perlu dijadikan tempat selayaknya cafe. Dengan cara ini kamu turut membantu tetangga sebelah bangkit perekonomian. Jika kamu kesusahan atau mendapat musibah, tak ada boss cafe yang mau datang menolong. Justru yang datang tetap tetangga tetangga disekitarmu.
Ide Kampung tematik
Disekitar rumah kita sebenarnya ada potensi, bahkan asset yang bisa memberikan nilai plus pada suatu kampung agar tumbuh secara ekonomi pada warga didalamnya. Kampung tematik adalah konsep brilian memberi ruang usaha pada warga sekitar agar bangkit secara ekonomi.
Kampung tematik bisa digagas oleh siapapun dan didalamnya harus ada pegiat yang mampu merangkul warga sekitar untuk diajak tumbuh bersama dalam satu visi misi yang jelas.
Jelas tak akan terwujud jika hanya menunggu bantuan dari pihak yang berwenang untuk turun. Warga sendiri harus gotong royong mewujudkan apa yang bisa ditata bersama. Misal penataan warung warung agar lebih bersih, lebih sehat kulinernya, punya ciri khas yang unik dan tiap hari libur misal setiap Minggu pagi menggelar acara unik. Tentu ada warga sekitar yang bisa main musik atau seni lainnya. Buat destinasi berkelanjutan dengan memberikan ruang pada warga sekitar dan itu milik mereka sendiri, bukan program dari atas yang memaksa warga sekitar untuk ikut acara tapi demi sukses orang lain.
Dengan adanya ide kampung tematik dan didukung dengan publikasi medsos dan peran media, pelahan namun pasti, kampung bukan tempat kumuh, tapi akan jadi destinasi unik milik warga yang akan didatangi warga kampung bahkan kota lain untuk menikmati keunikan sebuah kampung.Â
Cobalah eksplore potensi dan asset kampung sendiri dan mulailah berjuang membuat dan menumbuhkan ekonomi kreatif di kampung sendiri. Mulai dengan ide awal paling sederhana, yaitu belanja di warung tetangga. Bagaimana dengan modal usaha? Rasanya kita telah lupa bahwa Bangsa Ini punya kearifan ekonomi bernama koperasi.Â
Kenapa tidak membuat koperasi usaha mandiri yang tumbuh secara gotong royong? Sudah saatnya warung warung disekitar kita dikelola dan ditolong dengan sistem koperasi. Pembinaan dari instansi terkait, kolaborasi dengan sektor usaha melalui CSR dan masyarakat harus terlibat langsung dalam Musrenbang merupakan mekanisme yang bisa diusulkan dan diikuti. Jangan sampai warung tetangga malah bangkrut karena dagangannya dihutang dan mereka terjebak pinjol atau pinjaman bank tithil yang mengaku koperasi tapi sebenarnya rentenir.
Bagaimana menurut kamu? Belanja di warung tetangga ternyata punya dampak signifikan pada suatu kampung agar menumbuhkan ekonomi kreatif milik warga sendiri. Dari warga, oleh warga dan untuk warga sendiri sehingga ada keberlanjutan tidak hanya pada rencana belaka, tapi sudah merupakan aksi nyata dengan bekal kearifan lokal warga sendiri.
Semoga artikel ini menginspirasi.
De huize Joyo, 24 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H