(Seri Hari Hari Puisiku #105)
Ditulis oleh : eko irawan
Entah apa namanya. Saat nilai tukar turun. Tak sebanyak beberapa waktu lalu. Dan sekarang itu terjadi.Â
Protes, protes siapa? Tak rubah keadaan, tak ngaruh. Rupiah sulit dicari, tapi harganya murah sekali. Tak pandai syukur, pikul beban berat sehari hari.
Bicara kurang, banyak yang tak terbeli. Sudah hemat, sudah irit. Banting tulang lebih keras. Tapi tetep minim, tak bisa nabung.Â
Cerita masa sulit, uang rumit. Jaman pahit, hidup jadi sempit. Tak pandai syukur tambah terhimpit. Tetaplah semangat, tetap sehat jangan sakit.
Kelak akan rindu. Masa memburu. Kenang kenanglah, ini pernah ada, pernah terjadi. Pandailah bersyukur, karena kufur bukan cara indah yang akur.
De huize Penantian, 13 Oktober 2023
Ditulis untuk Seri Hari Hari Puisiku 105