Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Circle Bootcamp (Tips Membangun Portofolio Diri Bagian 2)

23 Agustus 2023   17:02 Diperbarui: 23 Agustus 2023   17:08 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan foto giat bootcamp di mesem cafe tumpang foto diolah dengan snapsheed

Saat pensiun dari segi penghasilan turun, sementara kebutuhan dan life style tetap. Pensiun bisa menderita, tambah menua energi fisik menurun drastis. Yang usaha mandiri, tidak kenal pensiun. Keahlian kita bisa jadi sumber penghidupan seumur hidup. Plus minus ini bisa terjadi dan antisipasinya adalah dengan hati hati sejak muda. 

Keahlian ini dibangun sendiri, bukan menunggu pihak lain. Mana ada orang peduli agar dirimu sukses? Bekal ini disiapkan sendiri. Yang lihai menyalahkan pihak lain, itu tanda bodoh bin malas yang dipelihara. Dan melatih diri itu tanggung jawab sendiri. Malas dan bodoh belajar, hasilnya ditanggung sendiri akibatnya.

Umur akan terus bertambah, yang malas usaha akan ditinggal dan memetik hasil berupa penyesalan. Cara melawannya adalah introspeksi diri. 

Mengukur kemampuannya, butuh apa dan membangun usaha dengan memperluas circle pergaulan. Yang circle pergaulannya negatif thinking, yang merasa tak mampu dan hanya rutin protes tak jelas, lebih baik dijauhi karena lingkungan negatif akan membentuk karakter yang negatif. 

Silahkan dibuktikan sendiri dengan taruhan umurmu. Cara kreatifnya adalah bangun lingkungan baru dengan circle sehat yang positif dan visioner. 

Buka pergaulan baru dan miliki takdir terbaru. Berani berubah adalah kesadaran kreatif yang jadi tanggung jawab pribadi. Lakukan sekarang, karena lebih dahsyat sukses sejak muda, dari pada menunggu tapi menunggu apa. Jangan batasi diri dengan hal yang tidak produktif. Ciptakan takdirmu bukan menyalahkan takdir. Itu cara paling bodoh lari dari kenyataan dan tidak mampu memanfaatkan anugerah umur dan kesehatan dengan alasan kemalasan. 

Mereka yang berstatus pewaris kekayaan keluarga bisa tamat jika malas, apalagi yang perintis yang tidak punya harta apa apa kecuali umur dan badan sehat. Yang pelihara malas, jangan menyesal. Karena kita diberi otak itu untuk berpikir jernih dan menemukan solusi.

Membangun Circle bootcamp

Belajar itu seumur hidup. Circle bootcamp tersedia luas dan kitalah yang mau atau tidak meningkatkan kualitas diri. Mereka yang hobby ghibah hanya lihai memelihara iri dengki pada pihak lain, tapi lupa bahwa apa yang dicapai itu butuh waktu dan perjuangan keras. 

Apa yang dicapai bukan gratis dan instant. Paling mudah memang membicarakan ghibah, seolah paling tahu dan paham, tapi diri mereka sendiri hanya sibuk dilingkungan yang itu itu saja, sehingga lupa diri punya tantangan meningkatkan kualitas diri.

Bootcamp memang ada yang terkenal, dengan pelatih profesional dan tentu membayar biaya yang tidak murah. Kualitas bootcamp profesional memang layak dipertimbangkan, namun bagaimana yang tidak punya modal? Cara tidak biasa memang harus ditempuh. Malu? Kenapa harus malu jika butuh? Cara tidak biasa memang butuh energi ekstra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun