Pararaton adalah naskah berbahasa Jawa Pertengahan yang berisi riwayat raja-raja Singhasri (Tumapl) dan Majapahit (Wilwatikta) dari sebelum tahun 1222 hingga 1478.Â
Diduga ditulis oleh seorang brahmana yang selamat dari huru-hara di istana Majapahit pada tahun 1478 dan berpindah ke Bali, naskah ini menempati posisi istimewa dalam sejarah Jawa Kuno karena mengisahkan Dinasti Rjasa (keturunan Ken Angrok) secara utuh dan kronologis.Â
Tetapi, tak sedikit pihak menyebut naskah ini terkesan fantastis di bagian awal dan kusut di bagian akhir hingga menyulut banyak polemik di kalangan sejarawan.
Buku ini mengajak Anda menyusuri Tanah Jawa masa silam melalui Pararaton dengan menggunakan Ngaraktgama, sejumlah prasasti, serta berita dari Cina dan Eropa sebagai bahan pembanding. Berisi teks asli Pararaton dengan huruf diakritik disertai terjemahan dan ulasan sejarah yang sangat padat dan kaya, buku ini akan memberi Anda berbagai informasi lengkap mengenai:
* Kisah kelahiran Ken Angrok dan petualangannya sebagai perampok hingga mendirikan Kerajaan Singhasri.
* Kisah Ken s sang pemegang pulung Tanah Jawa.
* Kutukan Mpu Gandring dan konflik berdarah di antara para raja pengganti Ken Angrok.
* Petualangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pasca-kematian Mahrja Ktanagara.
* Kisah kedatangan dan pengusiran pasukan Mongol dari Tanah Jawa.
* Pemberontakan Rangga Lawe, Sora, Nambi, Juru Dmung, Gajah Biru, hingga Ra Kui.
* Kisah Gajah Mada, Sumpah Palapa, r Hayam Wuruk, dan Perang Bubat.
* Pecahnya Majapahit menjadi Istana Barat dan Istana Timur serta Perang Pargrg.
* Teka-teki tentang Prabu Brawijaya, Raden Patah, dan siapa sesungguhnya yang menghancurkan Majapahit.
BENARKAH PARARATON KARANGAN BELANDA?
- Coba kita amati daftar berikut ini:
Daftar raja-raja Tumapl/Singhasari menurut Srat Pararaton:
* Rajasa Sang Amurwabhumi (Ken Angrok)
* Anusapati
* Tohjaya
* Wiuwardhana
* Krtanagara
Daftar raja-raja Tumapl/Singhasari menurut Kakawin Ngaraktgama:
* Ranggah Rjasa
* Anusantha
* Wiuwardhana
* Ktangara
Nama Tohjaya ada dalam Pararaton, tetapi tidak ada dalam Ngaraktgama. Mereka yang meyakini Pararaton sebagai naskah baru buatan Belanda mungkin akan menyimpulkan bahwa Tohjaya adalah tokoh fiktif karena menyimpang dari Ngaraktgama.Â
Mereka mungkin menuduh Belanda mengarang nama Tohjaya dan mengisahkannya sebagai raja jahat yang memimpin Tumapl, membunuh Anusapati, dan merencanakan pembunuhan terhadap Ranggawuni dan Mahia Campaka.
Akan tetapi, pada tahun 1975 ditemukan Prasasti Mula Malurung di daerah Kediri. Prasasti ini dikeluarkan oleh raja Tumapl bernama Narrya Sminingrt pada tahun 1255.Â
Jika kita kroscek datanya dengan data yang ada di Prasasti Maribong tahun 1248, maka Sminingrt ini adalah nama lain Wiuwardhana. Uniknya, nama Tohjaya jelas tertulis dalam prasasti ini, yaitu raja yang memerintah sebelum Sminingrt.Â
Itu artinya, Tohjaya bukan tokoh fiktif yang hanya terdapat dalam Pararaton, melainkan tokoh sejarah yang benar-benar ada dan tercatat dalam prasasti. Justru yang menjadi pertanyaan, mengapa tokoh ini tidak tertulis dalam Ngaraktgama? Apakah terlewat atau sengaja tidak ditulis oleh Mpu Prapaca penulis Ngaraktgama?