Ulat ulat Jalang
(Seri Puisi Epigram #6)
Ditulis oleh : Eko Irawan
Kenapa kau gerogoti daun daun. Yang tumbuh mandiri. Apa harus kau yang jadi pahlawan. Apa yang kamu bisa, duhai ulat ulat Jalang.
Harus punya cara. Memaknai nafas, mensyukuri langkah. Bermakna akan berguna. Hidup itu berbagi bukan saling memaki.
Panji panji ego dan kepentingan. Berkibar dalam drama dunia. Berebut pengaruh, intrik tokoh bilang, "harus Aku!" Hingga saling sikut, saling singkirkan.
Tersenyumlah, pertarungan babak baru dimulai. Berjuang tiada kenal pensiun. Tetap tangguh pantang mundur. Tunjukan pada ulat ulat jalang, kamu bukan pengecut.Â
Renungan Sepi waktu introspeksi. Bukan kalah, tak Sudi menyerah. Pecundang tak akan pernah menang. Kecuali merecoki jalan orang.
Karena pecundang cuma berani omong dibelakang. Jawara macam apa yang mengganggu orang. Merasa menang diatas tangisan. Merasa hebat mengganggu pekerjaan orang.
Dunia tidak buta, sang Angkara pasti sirna. Lawan dengan bukti nyata, tunjukan kamu bisa. Besok lihatlah siapa yang tertawa. Mentertawakan kebodohan yang dicatat semesta.
Malang, 10 Juli 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Epigram 6
Baca seri puisi Epigram lainnya
https://www.kompasiana.com/tag/puisi-epigram
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H