Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Tips Persiapan Banting Setir Sebelum Pensiun

9 Juli 2023   06:20 Diperbarui: 9 Juli 2023   18:16 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditulis oleh Eko Irawan

Seorang pegawai tidak akan terus menerus jadi pegawai. Pada usia tertentu akan masuk batas usia pensiun, artinya dia akan berhenti dari profesinya tersebut. 

Siapkah dia harus banting setir tiba-tiba, di saat usianya sudah tidak muda lagi, tuntutan hidup semakin tinggi sementara gaji yang diterima turun drastis karena sudah bukan pegawai lagi. Disisi yang lain lifestyle belum berubah. Mampukah tetap hidup layak?

Artikel berikut akan membahas persiapan banting setir sebelum pensiun, apa yang harus dilakukan agar setelah pensiun nanti bisa hidup layak. Semoga artikel ini menginspirasi.

Tidak bisa buka kantor sendiri di rumah.

Sehebat apapun berkarier jadi pegawai, setelah pensiun tidak akan mampu buka kantor sendiri di rumah. Kecuali dia dokter, atau profesi lain yang berbasis keahlian yang tidak kenal batas usia pensiun. 

Post power syndrome banyak dialami para pegawai setelah pensiun. Saya mencoba berkunjung menemui beberapa teman yang sudah pensiun. Rata-rata mereka menyatakan bahwa pensiun itu nikmatnya hanya 3-4 bulan saja, selebihnya harus menghadapi tuntutan kehidupan dengan pola lifestyle masing-masing. 

Beberapa orang memang tidak ada pengaruh signifikan, ya maklum mereka pensiunan pejabat tinggi. Tapi apa semua pegawai itu adalah pejabat tinggi? Tentu tidak.

Para pensiunan ini, banyak yang kaget karena tiba tiba nganggur di rumah. Ada yang tiba-tiba sakit parah dan meninggal. Ada yang terjebak utang sana sini dan ada pula yang jadi pengemis, yaitu keliling meminta belas kasihan pada para bekas kenalannya dahulu.

Pegawai itu selama dinas harus tunduk dan patuh pada atasan dan aturan yang diciptakan untuk mengatur kinerjanya. Pegawai adalah orang suruhan yang bekerja berdasarkan perintah. 

Pegawai yang baik adalah mereka yang tunduk patuh pada perintah. Semakin tunduk patuh, kinerjanya dianggap baik dan layak menerima gaji dan bonus rutin Setiap tanggal tertentu. Mereka hidup dalam sebuah ekosistem terprogram waktu yang terikat oleh kinerja sistem kepegawaiannya.

Paradigma orang suruhan yang tunduk patuh pada perintah ini tiba-tiba hilang setelah pensiun. Dia sudah terbiasa diperintah atasan dan itu dianggap kinerja baik sebagai prasyarat menerima gaji. Keterampilan yang dimiliki hanya menunggu perintah atau disposisi pimpinan. 

Setelah pensiun, tentu tak ada atasan yang memberi perintah dan disposisi. Tidak ada ikatan jam dinas. Gaji juga menurun nilainya karena sudah purna tugas. 

Sementara tuntutan lifestyle tetap seperti semula. Apa yang terjadi? Banting setir jadi orang biasa yang tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan pasar yang bisa memberinya penghasilan untuk mencukupi tuntutan kehidupan dengan kondisi fisik semakin tua, tentu akan berat. 

Dia tak mungkin buka kantor sendiri di rumah. Itulah sebabnya kesadaran banting setir sebelum pensiun harus jadi prioritas semua pegawai. Jangan terbuai fasilitas kenikmatan selama dinas. Tidak mikir, dengan hanya tunduk patuh pada atasan maka tanggal tertentu pasti gajian, beres.

Dokpri cover Untuk Inspirasi Eko Irawan foto ilustrasi diolah dengan lumii
Dokpri cover Untuk Inspirasi Eko Irawan foto ilustrasi diolah dengan lumii

Persiapan banting Setir sebelum Pensiun

Berikut tips persiapan banting setir yang harus dilakukan oleh semua orang yang berstatus pegawai, agar sebelum pensiun mereka sudah siap menjalani dunia baru setelah pensiun.

1. Bisa Apa, maka Jadilah Ekspert

Jadilah multi talenta dan perluas belajarmu dengan banyak membaca dan berinovasi. Apa setelah lulus sekolah dan jadi pegawai tidak perlu belajar? Salah besar! 

Belajar itu sepanjang usia dan kemampuan menginspirasi, berbagi ilmu dan menolong orang lain adalah hal baik menurut agama apapun. Bisa apa, maka jadilah ekspert. Jangan setengah setengah. Saatnya gali diri sendiri kamu bisa apa. 

Catat, temukan dan fokuslah pengembangan pada apa yang kamu bisa. Kamu harus lebih maju dari circle teman seprofesimu. Bangun pola pikir lebih maju dan jadilah terdepan. Setelah pensiun, yang menolongmu adalah kemampuanmu sendiri. Bisa apa? Temukan sekarang. Tak perlu nunggu pensiun.

2. Perluas Circle Hidup dan Pertemanan

Temanmu itu itu saja? Jika mereka memiliki sikap negatif dan memusuhi dirimu, maka kiamatlah ruang nyaman di tempatmu bekerja. Banting setir karena menghadapi rekan kerja yang bersikap kontraproduktif bisa jadi alasan terkuat. Memang bosen dan malas menghadapi rekan kerja yang bersikap tidak profesional seperti itu. 

Jika peluang kariermu prospektif untuk masa depanmu, maka jangan banting setir. Jangan membuang peluang baik, hanya karena memiliki rekan kerja yang bersikap tidak elegan. Bertahanlah, walau perasaan tidak nyaman membuat kamu tidak kerasan.

Seorang pegawai jangan terjebak dengan pertemanan sempit tapi wajib perluas circle hidup dan pertemanan. Pepatah mengatakan, banyak teman banyak rezeki. 

Sebelum pensiun, kamu harus punya jaringan yang luas baik hobi, bisnis atau pertemanan. Hindari kesepian merasa sendiri, karena itu cara mempersempit hidupmu sendiri. 

Semakin luas circlemu, semakin informatif hidupmu. Banyak share akan kamu dapat sehingga peluang rezeki akan terbangun di manapun kamu berada. Buktikan jika kamu itu terkenal. Temanmu bukan itu-itu saja.

3. Bangun Gagasan Kreatif

"Kakean polah!" adalah sebuah istilah dari bahasa Jawa yang ditimpakan pada seorang pegawai yang membangun gagasan kreatif padahal status dia bukan pimpinan, sehingga jika dia dapat penghargaan, teman yang lain akan iri dengki dan berusaha menempuh segala cara untuk menjatuhkan dia agar tidak banyak menebar kebaikan. 

Gagasan harus dari atasan dan bawahan yang wajib menjalankan. Jika gagasan dari bawahan, maka jarang disupport atasan dengan tidak mau bertanggung jawab jika ada sesuatu sehingga dengan mudah bisa cuci tangan jika ada sesuatu dengan mengatakan itu gagasan pegawai yang punya gagasan dimaksud. Namun jika gagasan bawahan itu memberi nilai lebih, maka akan diklaim sepihak oleh atasan.

Haruskah seorang pegawai membangun gagasan kreatif? Kebiasaan bangun gagasan kreatif harus dimiliki sejak muda. Inilah yang memunculkan solusi kreatif tanpa menunggu perintah. 

Memang seorang pegawai dididik tunduk patuh pada atasan dan sebuah keberanian memutuskan sendiri akan jadi bumerang karena dianggap melampaui wewenang atasan. 

Setelah pensiun jadi apatis, tidak mampu memberi solusi pada hidupnya sendiri, padahal dia bukan bawahan lagi setelah purna tugas. Seorang pegawai tidak harus membangun gagasan kreatif di kantornya sendiri. Tak perlu alergi punya gagasan diluar ekosistem tempatmu bekerja.

Potensi diri harus dikembangkan dan yang sudah jadi aset dirimu harus bisa dipertahankan. Potensi berupa ide dan gagasan bisa jadi hanya konsep dialam pikiran yang belum dilaksanakan dengan kata lain baru sebuah pemikiran, namun aset diri adalah milikmu yang di manapun kamu berada bisa kamu jual dan mampu menolong banyak orang. 

Jika asetmu lebih nyata memberikan masa depan, maka tak perlu banting setir menunggu pensiun, segera saja resign dan buka lembar baru kariermu yang lebih cemerlang.

4. Adaptif dengan Siap Berubah

Banyak orang tidak siap dengan perubahan yang setiap waktu bisa terjadi. Protes, melawan, dan menyalahkan pihak lain adalah energi negatif yang merugikan diri sendiri. 

Orang yang tidak sadar akan dengan sangat mudah memusuhi dan menyalahkan orang lain tanpa menyadari dirinya apakah sudah melakukan introspeksi diri secara sadar dan kreatif. 

Cara paling bodoh adalah menuduh orang lain sebagai penyebab tapi tidak sadar jika dirinya sendiri melakukan hal yang lebih masif dan parah. Sikap iri dengki dan egois, merasa diri paling sempurna telah menciptakan seseorang menjadi penakut akut yang bertahan dalam status quo, tanda dia tidak siap adaptif dengan siap berubah. 

Dalam konteks ini, dikira posisi aman sebagai pegawai akan aman untuk selamanya. Tiap ada aturan baru, dia melawan. Dia akan jadi pioneer yang menempuh segala cara untuk memojokkan pihak lain sebagai public enemy padahal dia sendiri yang jadi bajingannya. 

Apakah itu hebat? Itu adalah cara picik, licik, dan sangat tidak berkelas, sebagai tanda dia sangat berpikiran dan berwawasan sempit karena merasa posisinya tidak nyaman. 

Dengan memiliki sikap adaptif, maka seorang pegawai itu akan selalu siap berubah sehingga mampu menikmati dengan sehat dan positif apapun yang terjadi. 

Cara mudah mengundang penyakit adalah perbesar sikap iri dengki dan menebar permusuhan dengan terus menerus menyalahkan orang lain, tapi lupa introspeksi diri.

5. Semangat Tak Kenal Pensiun.

Belajarlah pada para profesi wiraswasta yang tidak kenal perintah atasan dan tidak pernah pensiun dari dunia usaha. Jangan mau jadi robot yang tidak bisa mandiri dan tidak bekerja jika tidak diperintah atasan. 

Apakah kebutuhan dan tuntutan hidup akan berhenti setelah pensiun tiba? Siapa yang mencukupi kebutuhan tersebut? Padahal setelah pensiun tidak ada perintah atasan, sementara paradigma karyawan itu sudah terbiasa menunggu perintah. 

Haruskah diam saja? Milikilah semangat tak kenal pensiun sejak awal kariermu, sehingga sikap merdeka dan watak kemandirian bekerja sudah terbangun sejak muda. Tak perlu nunggu perintah, miliki kemandirian inisiatif karena perut lapar tidak akan kenyang walau kamu sudah pensiun. 

Artinya kebutuhan tetap ada sepanjang hidup tak peduli kamu pensiun apa tidak. Kebutuhan hidup tak kenal pensiun dan dituntut tetap harus tersedia. 

Dengan semangat ini, akan jadi motivasi yang membuat badan tetap sehat, pikiran tetap positif dan mampu menjalani hidup layak sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Mereka akan mampu bersyukur dan mampu menjalani hidup sehat tanpa iri dengki serta keluh kesah.

5 tips di atas harus dilakukan sebelum masa pensiun datang. Segeralah bangun kesadaran dan jangan pernah terlena dengan apa yang sudah dicapai.

Semoga artikel ini menginspirasi.

Banting setir akhirnya terjadi disaat usia tidak muda lagi, dan itu adalah masa pensiun seorang pegawai.

Malang, 9 Juli 2023

Ditulis untuk Seri Inspirasi Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun