Kegemaran akan buku sudah penulis awali sejak remaja. Dengan cara menabung uang saku, saat uang telah terkumpul, maka belanja buku jadi kegemaran. Berburu buku ini dilakoni sejak tahun 1986 dengan buku pertama yang dibeli adalah 3 jilid terjemahan Al Qur'an. Pada tahun tersebut, toko buku yang jadi Favorit adalah toko yang ada di Jalan Kayutangan Malang. Jika uang belum cukup, terpaksa kesitu hanya jalan jalan doang sambil rekreasi. Toko buku bagi penulis adalah wahana rekreasi yang menarik. Selain disana, toko buku juga ada di gedung yang pada tahun 1947, pernah digunakan untuk sidang KNIP, sayang toko buku itu sekarang sudah tutup. Termasuk toko buku yang ada di depan Malang Plasa, sebelah pendopo Kabupaten Malang. Dahulu di Jalan Majapahit dan Jalan Sriwijaya juga ada lapak lapak buku namun sekarang sudah tidak ada. Destinasi lapak buku sekarang ada di velodrom Sawojajar dan Jalan Wilis Malang. Hingga sekarang, kebiasaan jalan jalan ke toko dan lapak buku tetap penulis lakukan. Buku juga jadi oleh oleh saat berkunjung ke luar kota. Jika jalan jalan ke luar kota, maka yang dicari pertama kali adalah toko buku, baru kemudian monumen dan gedung gedung haritage yang punya nilai sejarah. Kegemaran membaca dan keinginan memiliki buku tema tertentu sudah mendarah daging, hingga tak terasa kaca mata ini semakin tebal saja dan tambah umur semakin berkurang kemampuan membacanya. Sebagai Penulis, hobby membaca ini tetap merupakan bekal utama.
Kenapa Harus Buku?
Hidup adalah perjalanan. Dan perjalanan itu adalah belajar. Salah satu sumber belajar adalah buku. Dimasa tahun 80-90an, cerita silat begitu populer dimana dalam cerita tersebut ada petualangan mencari buku sakti. Buku diperebutkan dalam cerita silat hingga para pendekar berjuang susah payah untuk mendapatkan sebuah buku. Cerita tersebut merupakan salah satu inspirasi jadi pencinta buku.
Buku tetap sumber informasi dan saat dibutuhkan bisa dibaca kembali. Bisa saja pinjam diperpustakaan, namun dengan memiliki buku secara fisik, rasanya juga ikut memiliki apa yang ada didalam buku dimaksud. Buku tetap merupakan simbol intelektual dan belajar tidak mengenal batas usia. Orang lain boleh berhenti berinteraksi dengan buku selepas lulus pendidikan, tapi saya beda. Sumber ilmu pengetahuan harus tetap dimiliki minimal untuk pengembangan diri pribadi. Pencerahan itu perlu didapat setiap saat dan caranya adalah melalui media buku. Seiring perkembangan buku digital, keberadaan buku fisik menurut saya tetap jadi kebutuhan, karena buku fisik lebih nyaman dibaca setiap saat.
Kebutuhan membaca ini semakin mantap saya lakukan karena Perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW dalam Al Qur'an adalah Iqro, bacalah. Insya Allah dengan membaca, kita memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan terbebas dari salah prasangka karena persepsi sepihak yang bodoh karena tidak belajar dan membaca.
Untuk Apa Koleksi Bukumu?
Tema Buku yang saya koleksi tetap berdasar kebutuhan dan minat belajar. Jadi tak semua tema, pasti saya punya. Pada titik tertentu, kita akhirnya fokus pada tema tertentu, khususnya untuk pengembangan potensi diri, pengetahuan dan gagasan inovasi baru. Salah satu manfaat dari buku saya beri judul inspirasi buku telah saya tulis di link sbb :
https://www.kompasiana.com/tag/inspirasi-buku
Ada dua judul yang telah saya tulis, namun untuk melanjutkan seri Inspirasi buku, ternyata hanya buku tertentu yang istimewa hingga jadi sumber inspirasi. Rasanya tidak adil jika hanya buku tertentu yang diulas, bagaimana dengan buku yang lain? Apa tidak penting? Jika buku buku itu bisa bicara, tentu akan protes, karena tiap buku, tiap lembar didalamnya ada kisah tersendiri yang mengikuti dan punya sumbangsih nyata. Untuk alasan inilah saya akan memulai seri baru bertajuk bookarazi Logophile ini, diawali dari tulisan perdana ini. Bookarazi adalah sebutan untuk orang-orang yang gemar mengabadikan buku yang sedang dibaca menjadi foto, lalu membagikannya ke media sosial milik mereka.Â
Saya kadang melakukan hal ini dan saya posting di medsos. Dan untuk seri ini, akan saya posting di Kompasiana. Apa sekedar foto tentang koleksi buku? Tentu tidak, karena makna logophile adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang menyukai kata-kata di dalam buku. Bahkan mereka pun gemar menulis untuk melampiaskan semua perasaan yang mereka pendam.Â
Jadi maksud seri tulisan Bookarazi logophile adalah artikel yang akan saya tulis tentang bahasan, resensi singkat, Â kutipan kata kata dari buku, informasi dan inspirasi dari buku yang saya koleksi dilengkapi foto buku yang ingin saya publish. Motivasinya, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibagi untuk orang lain dan kemajuan bersama. Saya memang baru mampu menjadi penulis online, tapi siapa tahu kelak akan jadi penulis buku. Insya Allah karena motivasi dan support dari teman teman pegiat tengah gencar mendorong saya untuk fokus jadi penulis buku. Kenapa? Saya punya potensi yang Eman jika tidak dikembangkan, apalagi disimpan sendiri. Prinsipnya berbagi ilmu itu indah, apalagi dari ilmu yang kita bagi itu bisa menginspirasi dan bermanfaat untuk Nusa dan bangsa.
Koleksi buku buku tsb Jika dirumah, memang belum layak dianggap perpustakaan karena buku tersebut dimaksudkan untuk pembelajaran terbatas dan jadi sumber referensi untuk kepentingan pribadi. Namun sebagian koleksi buku ini saya sumbangkan untuk melengkapi koleksi Perpustakaan Museum Reenactor Ngalam, di Kampoeng Sedjarah kelurahan Sumbersari Kota Malang. Apa itu Museum Reenactor Ngalam bisa dilihat diliputan sbb :
https://youtu.be/DhniqjU8dwcÂ
Bookarazi logophile bahas apa?
Kelak akan saya bahas buku fisik dan buku pdf yang memang saya punya, saya pilah yang menurut pertimbangan saya akan bermanfaat untuk orang lain. Jadi sebagian besar akan berisi pembahasan sejarah, dunia kepenulisan, seni budaya dan pengembangan kampung tematik serta ekonomi kreatif.
Semoga bermanfaat dan selamat mengikuti seri bookarazi logophile selanjutnya. Nawaitu Bismillah.
De Huize Toempang, 8 April 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Bookarazi logophile 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H