Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Huize Jon Spraken #2: Lupa Jalan Ngopi

20 Februari 2023   22:28 Diperbarui: 20 Februari 2023   22:41 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Huize Jon Spraken #2

Belakangan saya punya tradisi ngopi di Huize Jon. Membangun sebuah circle baru dengan bertemu orang orang baru untuk berbagi Ilmu, saling menginspirasi dan membangun silaturahmi baru dengan beberapa pihak.

Filosofi Ngopi Pada dasarnya mencairkan suasana dalam membangun relasi dalam situasi informal. Jika duduk dalam suasana formal disebuah event resmi, tentu suasana diskusi akan kurang los. Ada aturan unggah ungguh yang harus ditaati sebagai wujud budaya ketimuran. Ada pula rasa sungkan dan hal lain yang harus dijaga. Dari pada seusai rapat terus muncul ghibah bisik bisik tidak puas, lebih baik diskusi kolaborasi ini dibangun dalam suasana informal yang disebut Ngopi. Baru setelah ditemukan titik temu signifikan, silahkan saja dibahas dalam rapat resmi yang membutuhkan legitimasi kedinasan yang berkekuatan hukum mengikat.

Bagi mereka yang tak suka ngopi, tentu moment sinergi ini tetap penting dibangun tapi dengan menu minuman sesuai kesukaan masing masing.

Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696. Masa dimana Belanda membawa kopi dari Malabar, India, kemudian menuju ke Jawa. Mereka lalu membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang berada di dekat Batavia.

Kopi mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1696 pada saat Walikota Amsterdam, Nicholas Witsen, memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen untuk membawa biji kopi ke Batavia. Kopi Arabika pertama tama ditanam dan dikembangkan di daerah timur Jatinegara yang kini lebih dikenal dengan nama Pondok Kopi. Tak lama setelah itu kopi menjadi komoditi dagang utama VOC.Kopi Jawa pada saat itu sangat terkenal di Eropa sehingga orang Eropa menyebut secangkir kopi adalah secangkir Jawa.

Meminum kopi atau ngopi menjadi bagian dari gaya hidup dan menjelma menjadi budaya di Indonesia. Kopi dapat dikatakan menjadi teman ngumpul dan juga identitas diri bagi sebagian masyarakat. Kopi tidak lagi diposisikan sebagai minuman yang secara harfiah diartikan sebagai cairan untuk menghilangkan dahaga. Kopi kini memposisikan dirinya lebih dari sekedar minuman, sebagai simbol budaya, adat istiadat, tradisi, serta gaya hidup masyarakat modern.

Peluang ini yang menginspirasi Huize Jon sebagai tempat nongkrong ngopi yang asyik. Setelah perubahan satu jalur ini, tentu acara ngopiku hari ini harus menyesuaikan karena untuk kesana saya harus putar putar dulu, hingga akhirnya lupa jalan ngopi. Masalahnya karena belum terbiasa dengan perubahan ini. Semoga besok sudah tidak lupa jalan Ngopi lagi.

Huize Jon, 20 Februari 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Huize Jon Spraken 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun