Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batas Kelana

16 Januari 2023   16:09 Diperbarui: 16 Januari 2023   16:32 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan ada waktunya. Menjemputmu. Akan datang masanya. Bersamamu.

Batas Kelana diujung nawasena. Tak mungkin terus jadi budak. Siapa mau terus sandiwara. Semua ada waktunya. Semua ada saatnya.

Terima kasih untuk sabarmu. Untuk pengertianmu. Hidup bukan untuk terus sengsara. Cukup sudah derita. Cukup sudah pura pura.

Baca juga: Kelana Tali Jiwa

Tak mungkin aku terus berkelana. Ada saatnya berhenti. Ujung nawasena nan bahagia. Tak jauh. Tak lama.

Karena ini rasa senada. Karena ini titah dan doa. Apalagi yang dicari, jika sudah ada. Bukan janji, tapi juang bersama.

Terima kasih sudah menunggu. Terima kasih sudah mau menanti. Ini ada, karena cinta. Dan cinta ini, bukan omong kosong. Cinta yang tumbuh dari kehampaan.

Malang, 16 Januari 2023

Ditulis oleh Eko Irawan 

Baca juga: Gandrung Panji Reni

Untuk Seri Ruang Waktu Cinta 15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun