Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gandrung Panji Reni

14 Januari 2023   22:02 Diperbarui: 14 Januari 2023   22:03 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri Puisi Asmaraloka #34

Puisi : "Gandrung Panji Reni"


Gandrung ini kasmaran. Mendamba, disini. Menepi dalam perih yang dirasakan. Melawan takdir dalam lelah. Akankah berarti.

Baca juga: Fiksi Jingga


Cinta yang tak dimengerti. Ditolak yang tak dipahami. Saat sama sama bermohon. Biarkan jalan takdir menuai. Bukan badai, tapi titah indah semesta.


Dan engkau di sampingku. Jangan pernah lelah untuk mencinta. Walau letih untuk jadi siapa. Karena bukan Panji. Berebut candrakirana yang bukan jodohnya. Harus melepas rela melepas. Hilang. Sirna.


Baca juga: Saat Kau Hadir

Berkelana lah. Agar lihat dunia. Dunia yang peduli, bukan dunia yang membenci. Bersamalah cinta terbaik. Gandrung Panji Reni untuk abadi. Dalam doa yang diijabahi.


Adakah. Pasti ada. Berarti. Jalani kisah yang bermakna. Tanpa drama drama lagi. Panji Reni yang baru. Yang tumbuh dari hati yang tak sendiri lagi. Reni.


Malang, 14 Januari 2023

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Puisi Asmaraloka 34

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun