Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenapa Kau Sibuk Menolakku (Seri Ruang Waktu Cinta #2)

13 November 2022   16:46 Diperbarui: 13 November 2022   16:58 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buatmu aku bertanya. Kenapa. Ada apa. Apa kau senang aku bersedih. Putus asa. Jika itu mengujiku, kenapa kau sibuk menolakku.

Kau pikir ditolak itu membuatku senang. Apa kau tak punya empati. Lalu kau melihatku dengan apa. Bertukarlah tempat jadi aku. Cobalah mengerti. Cobalah dipahami. 

 

Memang ini hakmu. Kau merdeka menolak aku. Kau bebas menyuruhku pergi. Jelaskan dengan nalar. Tegas tak perlu berbelit Belit. Harus dijawab, karena bagaimana aku bisa menerima, jika tidak dibicarakan. 

Ruang Waktu cinta. Kadang salah masa. Salah rasa. Salah orang. Jadi Prasangkaku sendiri.  prasangkamu juga. Tapi ini sulit dibicarakan. Ada perasaan. Hubungan ini melibatkan rasa. Dan rasa nyaman itu, bernama cinta.

Apa Kau tak suka wajahku. Warna kulitku. Penampilan tubuhku. Itu Ciptaan Allah yang wajib disyukuri. Apa itu masalah? Apa kau malu jalan berdua dengan aku.

Apa karena materi. Harta benda. Status. Orang tua. Pilih pilih hak semua orang. Tapi temukan yang tulus. Cinta harus dilihat dengan nurani. Dengan hati. Bukan pada kata orang lain. Apalagi berdasar ghibah para pembenci.

Kenapa kau sibuk menolakku. Terus menolak dan menolak. Iya, jika waktu bisa berhenti. Mau menunggu jawaban jelas. Tapi cara wanita beda dengan pria. Dan pria selalu salah prasangka. Dirasa diterima, sudah berharap tapi ternyata.....

Malang, 13 November 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun