Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Minggat (Seri Hari Hari Puisiku #60)

15 September 2022   11:52 Diperbarui: 15 September 2022   12:03 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa harus minggat untuk membuatmu paham. Apa harus marah, jika aku memilih diam. Tak perlu membuat alasan baru, apalagi ancam mengancam. Karena, Nyala cinta sudah mati dan padam.

Aku sejatinya mengabulkan permohonanmu. Pergi saja dengan pilihanmu itu. Maaf aku tak terima barang bekas dinodai dosa penuh nafsu. Karena cinta itu suci, tak diridhoi jika dicampur aduk sandiwara palsu.

Tuhan memang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun. Jika bejatmu sudah diampuni Tuhan, kenapa hidup kita sengsara? Ayo jawab, apa benar jalangmu bikin bahagia. Buktinya nestapa. Bukti apalagi yang akan kau ingkari?

Sekarang adalah bukti. Tuhan Tak suka sandiwara penuh rekayasa. Salah ya salah. Tak bisa ditutup dengan kata dusta. Apa kau kira bisa merubah catatan malaikat?  Catatan itu digantung dilangit bumi. Itu yang menghambat Rejeki. Membuat hidup tapi mati.

Yang kau langgar Hukum Illahi. Jika sudah mantap mantap sama dia, pantang kembali. Karena nikah itu mulia, sekali dinodai, rusak sudah kehormatan yang suci. Hukum illahi tak bisa diakali. Apalagi dibuat permaian cara hewani, selingkuhmu adalah bunuh diri. Tak ada maaf, apalagi disesali. Sudah terjadi, terima hukum Illahi.

Aku masih bertahan, karena agar kau paham. Jika Tuhan memaafkan, pasti kita bahagia. Buktinya sekarang hidup penuh drama, sulit rejeki, sulit ekonomi. Mau terus pura pura bahagia? Hidup sekali terlalu mahal untuk sandiwara. Tuhan tak suka. Kita tiada pahala. Hidup didunia sengsara, mati menanggung dosa. 

Aku itu berusaha selamatkan dirimu. Jika tak mau pergi, biar aku saja yang minggat. 1000 apa kurang lama, itu waktu terbuang, tapi kau tak sadar sadar, malah terus menebar rekayasa dusta. Kau merasa Selingkuhmu benar, Tak mau disalahkan. 

Malang, 15 September 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Hari Hari Puisiku 60

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun