Menikahlah dalam bahagia. Ikatan suci mulia. Janji bersama menerima apa adanya. Saling mengisi Menjaga Cinta.
Tapi butuh pengorbanan. Ada bermacam ujian. Yang kuat bertahan. Yang retak pisahan.
Siapa mau diduakan. Dikhianati dan dihinakan. Menerima kembali cinta rongsokan. Setelah proklamasi selingkuh yang menyakitkan.
Apapun alasannya, selingkuh itu bangsat. Terkutuk. Dan dilaknat langit bumi. Yang kau nodai itu, kehormatan mu. Kemuliaanmu sebagai wanita. Sangat Hina! Diobral gratis tanpa harga!
Menjaga Cinta, tak harus menerimamu kembali. Hanya lelaki dungu yang mau ditipu berkali kali. Cinta itu soal hati. Saat tersakiti, cintapun mati.
Enaknya minta maaf, tapi diulang berkali kali. Seperti binatang yang memuja nafsu birahi. Menjaga cinta untuk cinta yang sudah dinodai. Hanya memelihara sial hingga akhirat nanti.
Manusia mulia dalam syariat suci. Caramu kemarin melanggar Tuntunan Illahi. Semua tercatat oleh malaikat suci. Tak ada rekayasa, apalagi kolusi.
Jika selingkuhmu mulia, tentu sekarang bahagia. Tapi sekarang buktinya sengsara. Sandiwara apa lagi yang akan dipertontonkan. Cinta mati sudah tak mampu percaya. Diteruskan tersiksa. Hidup sulit penuh drama. Ikatan dusta, jauh dari pahala.
****************
Gunung Tambuh, 2 September 2022
Ditulis oleh Eko IrawanÂ
Untuk seri hari hari Puisiku 58
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H