Malang Kota Pejuang, dan menjadikan Tugu Depan Balaikota Malang disebut sebagai Tugu Juang adalah merupakan ide yang sangat menarik, mengingat sejarah perjuangan arek arek malang pada masa revolusi kemerdekaan sangat luar biasa.Â
Salah satu komunitas yang peduli akan hal tersebut adalah Reenactor Malang. Bagaimana sumbangsih Reenactor Malang, khususnya melalui Kampoeng Sedjarah Kelurahan Sumbersari ini berjuang mewujudkan Malang Kota Pejuang? Berikut Ulasannya.
Asal Mula Reenactor Malang
Komunitas ini berdiri di Kelurahan Sumbersari Kota Malang sejak 2007. Kiprah awalnya mensupport gelar Malang Tempo Doeloe dan menjadi Sahabat Museum di Museum Brawijaya Malang.Â
Reenactor Malang juga aktif mengikuti beberapa giat kesejarahan, antara lain Parade Joeang di Surabaya, Peringatan Serangan Umum di Jogjakarta, dan Indonesia Comunity Day yang digelar di Taman Krida Budaya Malang. Reenactor Malang juga pernah menjadi Narasumber Dalam Seminar Sejarah Nasional di UGM Jogjakarta.
Reenactor Malang adalah Penggagas berdirinya Kampoeng Sedjarah di Kelurahan Sumbersari dan inovasinya adalah mendirikan Museum Reenactor Malang pada tahun 17 Agustus 2017.Â
Kampoeng Sedjarah kelurahan Sumbersari adalah salah satu Pemenang dalam Gelar Lomba Kampung Tematik di Kota Malang. Museum ini adalah satu satunya museum se Indonesia yang mengangkat tema Historical Reenactment.
Bagaimana Museum Reenactor tersebut, berikut liputannya:
Kiprah Reenactor Malang selaku Penggagas Tawangsari Kampoeng Sedjarah ini adalah upaya nyata mengangkat potensi Wilayah kelurahan Sumbersari, dan memperjuangkan Malang sebagai Kota Pejuang.
Berikut Liputan bagaimana Keseruan Festival Kampoeng Sedjarah bisa dilihat di link sebagai berikut :
Giat Reenactor Malang
Reenactor itu berasal dari kata Historical Reenactment, yang artinya metode pembelajaran sejarah dengan cara memerankan atau me-reka ulang. Fokus sejarah yang direka ulang adalah sejarah revolusi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949 dengan prinsip no political issue.Â
Tujuan dari Reenactor adalah pembelajaran kreatif pada generasi muda agar mengenal sejarah perjuangan bangsanya, Cinta Tanah Air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia.
Reenactor Malang dengan museumnya juga mengembangkan dan menguatkan literasi sejarah khususnya kota Malang dengan beberapa kegiatan, baik menerima kunjungan atau membuat drama teatrikal peristiwa sejarah, yang terbaru liputannya sbb :
Foto Dokumentasi Peringatan 75 Tahun Peristiwa Jalan Salak
Rangkaian giat dari Reenactor Malang ini bukan bersifat baru, tapi sudah lama dilakukan oleh Reenactor Malang Sejak 2007. Merekalah pejuang di era milenial, karena dibalik tampilan seragam dan propertinya, ternyata mereka rela merogoh kocek pribadi untuk melengkapinya penampilannya. Seluruh isi dari museum Reenactor adalah Keswadayaan dari Reenactor sendiri.Â
Jika di Indonesia tidak ada, terpaksa harus rajin menabung untuk import dari luar negeri. Replika senjata perang kemerdekaan yang dibawa oleh Reenactor juga dibuat sesuai bentuk/ukuran aslinya dan dibuat dengan Riset sejarah di Museum Brawijaya Malang selaku pembina dan didukung oleh Bintaldam Kodam V Brawijaya. Dalam kegiatannya, Reenactor tidak ngawur, tapi menggunakan literasi Sejarah, sehingga salah satu pojok Museum Reenactor adalah perpustakaan.
Reenactor Malang terus berjuang secara konsisten agar Julukan Malang Kota Pejuang bukan sekedar konsep diatas kertas belaka, tapi Reenactor Malang melalui Giat Kampung Sedjarah sudah memberikan sumbangsih Nyata. Tentu perjuangan ini tak mampu dilakukan sendiri dan diperlukan dukungan nyata dari beberapa pihak terkait.Â
Terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan berkolaborasi dengan Reenactor Malang dan dimasa depan semoga mampu menjadikan Kampoeng Sedjarah sebagai Pusat Literasi Sejarah Revolusi Kemerdekaan khususnya Sejarah Malang Raya, sehingga generasi Muda di Malang punya pengetahuan sejarah yang mumpuni dan tidak melihat Reenactor sebelah mata dengan menganggap kegiatan reka ulang hanya sebuah karnaval belaka.Â
Semoga peristiwa Malang Bumi Hangus juga diangkat oleh Dunia Perfilman Indonesia. Bandung Lautan Api saja sudah ada filmnya dan dibuat di tahun 1975, sementara malang bumi hangus, belum pernah dibuat hingga tahun  2022 ini.Â
Rintisan Film indie memang sudah dibuat Reenactor Malang dan diputar intern sebagai media pembelajaran di Museum Reenactor.Â
Film tersebut memang tidak ditayangkan di channel YouTube, dan hanya diputar saat event intern museum, dengan harapan memberikan surprise pada pengunjung.Â
Jika sudah tahu di YouTube, keminatan berkunjung ke museum jadi tidak ada. Apalagi keminatan ke museum sangat rendah, padahal museum adalah pusat studi sejarah visual yang menarik. Semoga Inovasi Kampoeng Sedjarah ini kedepan semakin berkembang.
Demikian semoga menginspirasi. Salam Merdeka.
Museum Reenactor Malang, 7 Agustus 2022 ditulis oleh Eko Irawan untuk Seri Inspirasi Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H