Karena Reenactor itu berbentuk Komunitas Independen, maka tiap komunitas punya kebijakan sendiri. Untuk Reenactor Ngalam, fokus pada masa 1945 s/d 1949, yaitu seputar perang Kemerdekaan di Indonesia serta materi sejarah seputar Perang Dunia ke-2.Â
Rata rata Reenactor Indonesia berada di zona ini. Karena pada masa ini, Bangsa Indonesia bersatu padu mengusir penjajah. Sejarah setelah masa tersebut terlalu sensitif untuk diangkat, karena berbau konflik politis dan perseteruan sesama warga bangsa. Untuk Tujuan menumbuhkan nasionalisme sangat kurang tepat.
Tidak sembarangan Tampil suka suka dan Ngawur
Di dalam reenactor ada aturan otentik, yaitu sesuai dengan sejarahnya. misal, Pemakaian tanda jasa yang memenuhi seluruh bidang dada. Dalam Sejarah, adakah pejuang yang memakai bintang jasa seperti itu? Jika kisah yang diangkat 10 November 1945 di Surabaya, apakah para pejuang sudah memakai bintang jasa? Ternyata dalam foto foto sejarah tidak ada bukti Para laskar rakyat dalam palagan 10 November memakai bintang gerilya.Â
Tanda tersebut, dianugerahkan setelah masa damai. Jika tetap dipakai, bukan kesan gagah yang didapat, Â tapi malah dianggap ngawur, karena tidak paham sejarah otentik yang sebenarnya. Dalam Reenactor, sebelum Tampil harus paham sejarahnya dulu. Yaitu bagaimana berpakaiannya, perlengkapannya, senjatanya dan pernik pernik lainnya.
Reenactor itu ibarat guru sejarah yang mengajar sejarah pada khalayak umum. Jika gurunya ngawur, maka sang murid akan semakin  tidak paham sejarah dan melihat yang salah sebagai kebenaran. Sekalipun ini hobby suka suka, tapi pesan yang diusung Reenactor adalah sangat mulia, sebegai Pecinta negeri yang bangga menjadi bahagian dari bangsa Indonesia. Para reenactor ini adalah orang orang langka yang nyleneh.Â
Mereka memakai pakaian gombal amoh. Yaitu pakaian jadoel masa perjuangan. Banyak orang menilai, penampilan kuno seperti itu dianggap murahan. Tidak berkelas karena tidak trendy kekinian. Padahal jika Gombal amoh itu itu barang relik, artinya barang asli yang dulu dipakai para pejuang, nilainya sungguh berharga. Kenapa? ada nilai sejarahnya.
Apakah anda tertarik dengan hobby ini?
Terima kasih, semoga artikel ini bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H