Baca Juga Panduan Sederhana Hobby Reenactor Bagian1 dan Bagian 2
Reenactor adalah sebuah hobby yang menjadikan sejarah sebagai materi Pembelajaran. Apa Yang Menarik? Bagi Yang belum Tahu akan merasa Malu, saat harus berdandan ala pejuang dan tampil di muka umum. Inilah uniknya hobby reenactor. Hobby lain, hanya sebagai media hiburan dan sosialisasi. Tapi Reenactor bisa dikembangkan. Penasaran apa saja yang bisa dilakukan di dunia hobby reenactor? Berikut Ulasannya.
Lebih dari sekedar Nostalgia
Kenangan akan masa lalu punya arti penting bagi kehidupan seseorang. Sejarah, dalam hal ini bisa ditempatkan sebagai kenangan adalah sebuah nostalgia kangen tempo dulu. Nostalgia Perjuangan yang diangkat Reenactor ini bukan sembarang nostalgia tanpa makna. Reenactor mencoba mengusung sejarah perjuangan sebagai media pembelajaran sejarah, sehingga sejarah menjadi sangat menyenangkan saat dipelajari.Â
Hari ini ada, Karena ada sejarah kemarin hari. Apa yang terjadi Kemarin adalah sebuah Kaca benggala. sebuah sarana Introspeksi dan Pengalaman, agar apa yang baik tetap dilanjutkan dan apa yang buruk bisa diperbaiki. Tidak Mau belajar sejarah, artinya mengingkari fakta. Adalah sangat lucu jika kita yang sudah digembleng pahit manisnya hidup dalam sejarah, tidak mau mengambil hikmah dari pengalaman tersebut. Masak kita harus masuk lobang yang sama karena kita tidak mau belajar pengalaman sejarah?
Apa yang dimaksud lebih dari Nostalgia? Nostalgia sejarah adalah orang orang yang kangen hal hal yang berbau Jadoel dan menafsirkan kejadoelannya sesuai Persepsi Pribadi, Kelompok atau aturan Komunitasnya. Yang Penting seneng dan bisa mencukupi kegiatan rekreatif pribadinya telah terpenuhi. Disini bebas memperagakan Jadoel sesuka hati dan bagaimanapun persepsinya. Apakah ini salah? Tidak. ini ranah Hobby, jadi suka suka yang punya hobby asalkan tidak melanggar aturan hukum Kenegaraan dan undang undang yang berlaku.
Bagaimana Reenactor? Sebelum Melakukan Reenactment yang diterjemahkan sebagai reka ulang atau memperagakan kembali, Kisah sejarah yang diangkat adalah murni berdasar Catatan Fakta sejarah. Persepsi Pribadi, Kelompok atau aturan Komunitas tidak bisa dijadikan acuhan karena yang menjadi dasar adalah otentisitas. Tidak ada kata asal ada, Pakai. Misal, Asal pakai seragam hijau atau doreng bisa jadi Londo (Belanda). Ini bisa dilihat pada Karnaval agustusan. Banyak yang pakai seragam doreng TNI berlagak jadi Belanda. Dalam reenactor tidak bisa ngawur seperti ini.
Kenapa? Karena Reenactor adalah metode Pembelajaran sejarah. Kita menyampaikan pesan sejarah pada orang lain. Jika Pesan itu salah karena kita Ngawur, makna yang diterima sebagai output pembelajaran juga salah.
Kedua, Kronologi waktu yang diperankan juga harus memperoleh perhatian. Ini Fakta sejarah yang ditampilkan kembali di era kekinian untuk tujuan pembelajaran. Karena Fakta sejarah, Maka benda benda jaman now sekecil mungkin dihindari. Misal ada Peran Tentara Belanda memakai Seragam Doreng TNI dan menyandang senjata SS1 Buatan PINDAD. Gagah? iya betul, Tapi itu Ngawur Karena Tahun 1947, seragam dan senjata dimaksud belum ada dan belum diprodoksi. Kalau diperankan untuk Kisah Perang Kemerdekaan, akan terlihat sangat Konyol. Kenapa? Karena Pasti memakai Jasa Mesin Waktunya Doraemon. Jika demikian, sama halnya memerankan fiksi dipaksakan dalam sejarah. Konyol Bukan?
Inilah sebabnya kenapa Reenactor ditempatkan lebih dari sekedar Nostalgia, Karena Reenactor adalah metode penyampaian pengajaran sejarah agar lebih menarik, otentik dan mempunyai makna bagi generasi muda.
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Mendengar Kata Reenactor, banyak Orang mengernyitkan dahi dan balik bertanya, "apa Kuwi?" Kok koyok bahasa asing? ini jadi tanggapan saat kami ditanya seseorang. "Sepedae Onthele Pundi Mas?" tanya selanjutnya. Padahal Kami sejak berupaya memperkenalkan Reenactor sebagai Metode Pembelajaran, sekalipun Kami belum pernah menenteng sepeda Onthel. Seperti inilah jika Tak Kenal maka tak sayang.
Dilingkungan yang lainnya, muncul lagi pertanyaan lain. "Mas Cosplay ya?" Senjatanya airshoftgun Njih?" Bahkan Ketika Kami berperan menjadi Jepang dan Membawa bendera Jepang, Orang Bilang " Londone Teko" Dan lebih parah lagi demikian, "Jenengan Kok tasih dolanan perang perangan. Kados Lare alit. Masa Kecil Kurang bahagia."
Inilah asyiknya diapresiasi Khalayak Umum. Mereka Yang tidak kenal Reenactor, menganggap Komunitas ini Komunitas Kurang Kerjaan. Kok mau maunya hingga berkeliling kota di Indonesia, Tanpa di Bayar. Inilah Wujud Kecintaan Reenactor pada sejarah bangsa. Coba tanya Orang orang yang sudah dibayar Negara, apa yang mereka berikan sebagai sumbangsih Untuk Negara? Nuntut Hak Pasti, Tapi apa Yang mereka berikan?
Semoga sosialisasi Reenactor Ke depan akan membuka mata dunia bahwa reenactor bukan seperti itu. Di Jerman dan Negara Eropa, Reenactor adalah SDM yang dibutuhkan sebagai Konsultan dan Pemain Film film Perjuangan. Reenactor di eropa sangat dihormati dan banyak memberikan Kontribusi pada dunia pendidikan, hiburan dan acara seremonial.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI