kalau sepeda motor kita mogok dijalan terus ga ada yang jualan bensin pasti langkah kita terhenti dengan dinding pembatas bensin.
Beda halnya kalau kita menjadi manusia yang tersesat dijalan yang benar, tiada motor pakai kaki,Â
tapi kalau tiada kaki ini yang sulit hehe. Setiap orang pasti punya jalan dan kesulitannya masing masing kan, jadi satu satunya motivasi terbaik dalam menghadapi kebuntuan dan kesulitan tidak lain tidak bukan tiada terkecuali adalah diri kita sendiri.
Sejujurnya penulis gamau terlalu banyak berkata kata , karena sejatinya kita hanya butuh 1 kalimat " tetaplah bernafas dan jadi diri sendiri,walau dunia selalu bercanda kaya doi hehe". Tapi gimanapun juga sebetulnya penulislah yang perlu dimotivasi, karena jujur aja penulislah si sad people itu.
 Manusia yang lemah dulunya pernah tegar namun tumbang oleh kepercayaannya, manusia yang tegar dulunya pernah terluka hingga mati rasa dan bangkit dengan penuh asa. Jika luka adalah bentuk ketidakberdayaan maka cinta adalah luka yang tak terkalahkan.Â
Seorang sad people pernah menangis tanpa air mata, ia menuturkan bahwa tak perlu bukti airmata untuk menjelaskan kepedihannya, karena satu kata pisah sang pujaan hati sudah mewakili ribuan liter kepedihan.
Jalan pernah memberi harap pada tujuan disaat perjuangan pernah mati matian menunggu kebahagiaan. Mentari pernah terang terangan pada rembulan yang selalu menyembunyikan cerita dikala senja menjadi pemisah antara lara dan tawa.
 Tangis pernah mengalir deras meminta sandaran pada senyum kecil yang perlahan memudar dan tak kunjung datang. Keluh mana lagi yang belum kudengar dan bisik mana lagi yang tak
 akan tersampaikan apabila telinga itu telah tuli tertutup ego dan membias oleh pelangi yang menghitam. Pandangan pertamaku mengenai kehidupan adalah kombinasi antara tawa dan luka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H