Mohon tunggu...
Irawan Abae
Irawan Abae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Founder Wadah Ekonomi media riset dan kajian ekonomi

kita hanya butuh beberapa kata untuk menyusunnya menjadi kalimat, dengan segenap tinta untuk menyusunnya menjadi sebuah cerita pendek. hanya butuh kata-kata untuk menjelaskan pada semesta bahwa kita butuh pena untuk mengungkapkan rasa

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Economic Sustainability dan Kerusakan Lingkungan

24 September 2024   15:37 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:24 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini karena ekternalitas optimal tidak harus sama dengan nol. Pandangan bahwa bebas eksternalitas bukan merupakan keputusan yang optimal, dapat dijelaskan dengan dua hal, yaitu: pada dasarnya lingkungan itu cenderung memiliki kemampuan asimilatif sehingga pada tingkat pencemaran tertentu, lingkungan masih dapat mengatasi secara alamiah; dan kenyataan menunjukkan bahwa pada tingkat tertentu, kegiatan ekonomi masih mampu mengatasi persoalan pencemaran ini dengan menggunakan teknologi pembersih limbah (Turner & Pearce, 1991).

Fakta lain menunjukkan bahwa eksternalitas tidak selamanya negatif. Artinya bahwa jika dalam proses produksi (dan konsumsi) memberikan dampak berupa manfaat bagi pihak lain maka eksternalitas yang dihasilkan ini bersifat positif sehingga disebut dengan ekternalitas positif.

Pembahasan dalam artikel ini difokuskan pada eksternalitas negatif. Gejala ini disebut dengan biaya eksternal karena dalam sistem produksi yang berlangsung hingga saat ini tidak pernah memasukkan biaya eksternalitas ke biaya produksi.

Mengingat nilai kerusakan lingkungan ini tidak diperhitungkan oleh pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatannya, maka kondisi semacam ini akan mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan secara terus menerus (Howe, 1976).

Dalam rangka membangun sistem ekonomi yang efisien dan berwawasan lingkungan, maka setiap kegiatan ekonomi seharusnya melakukan proses yang dikenal dengan internalizing external costs yaitu memperhitungkan biaya lingkungan atau nilai kerugian yang diderita oleh pihak lain sebagai salah satu komponen biaya produksi.

Berdasarkan masalah tersebut, penelitian menjawab hubungan antara hubungan antara kelestarian lingkungan dan ekonomi, apakah positif atau negatif.

Kelestarian lingkungan adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar lagi untuk memastikan kebutuhan ekonomi generasi sekarang tanpa mengorbankan daya dukung lingkungan bagi generasi mendatang. Menjaga kelestarian lingkungan tidak hanya dibutuhkan untuk membatasi polusi, tetapi juga untuk memastikan ekoefisiensi dalam memenuhi kebutuhan generasi sekarang.

Dari sudut pandang ekonomi dampak kegiatan ekonomi terhadap lingkungan merupakan biaya eksternal dan terjadi hanya jika dua atau lebih individu menderita kerugian.

Dalam kerangka membangun sistem ekonomi yang efisien dan berwawasan lingkungan maka setiap kegiatan ekonomi seharusnya melakukan proses yang dikenal dengan internalizing external cost yaitu memperhitungkan biaya lingkungan atau nilai kerugian yang diderita oleh pihak lain sebagai salah satu komponen biaya produksinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun