Mohon tunggu...
Didik Irawan
Didik Irawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

hobi berolahraga juga bermain game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Kasus Pembelajaran Fisika Kelas X Kurikulum Merdeka

28 Februari 2024   22:34 Diperbarui: 28 Februari 2024   22:37 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Deskripsi Studi Kasus

Praktik pengalaman lapangan yang telah penulis lakukan selama dua semester, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan saat proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang penulis temukan seperti rendahnya keterlibatan peserta didik dalam kegiatan diskusi kelompok, hal ini terlihat saat peserta didik berdiskusi mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dalam pengerjaan LKPD ada beberapa peserta didik yang melakukan aktifitas lain seperti bermain gadget/HP selama diskusi berlangsung sehingga dalam mengerjakan LKPD hanya satu atau dua peserta didik yang aktif dan bertanggung jawab dalam mengerjakan LKPD.

 Permasalahan yang lain adalah kurangnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif peserta didik dalam proses pembelajaran. Kurangnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung terlihat dari aktifitas menyelesaikan LKPD, ada beberapa peserta didik yang masih kebingungan dalam mengerjakan LKPD, sehingga hasil pengerjaan LKPD yang minim akan gagasan baru, tanpa mencoba melihat topik atau masalah dari sudut pandang yang lain sehingga jawaban peserta didik terlihat seperi asal jawab.

Analisis Situasi

Berdasarkan hasil observasi di kelas X Fase E SMAS YADIKA Jambi didapatkan informasi bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru dan media pembelajaran yang digunakan membosankan dan belum memfasilitasi kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik. Sehingga peserta didik belum mampu mengaitkan antara ilmu yang diperolehnya dengan masalah di sekitarnya. Selain itu, LKPD yang dibuat belum mengakomodir kebutuhan peserta didik, format LKPD yang kurang menarik, hal ini terlihat dalam diskusi kelompok hanya satu atau dua orang peserta didik yang aktif dalam penyelesaian LKPD.

Analisa faktor yang dapat menyebabkan minimnya partisipasi peserta didik dalam diskusi kelompok yaitu beberapa peserta didik tidak percaya diri untuk berbicara di depan kelompok, hal ini dapat menjadi hambatan bagi partisipasi peserta didik dalam diskusi kelompok. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran tergambar dari hasil refleksi dan wawancara dengan beberapa peserta didik yang menunjukkan bahwa pembelajaran fisika yang dilakukan selama ini masih belum memenuhi apa yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam hal penggunaan LKPD.

Penulis dalam perananannya sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan motivasi dan antusias peserta didik dalam pembelajaran terutama dalam penggunaan LKPD berdiferensiasi bagi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media pembelajaran interaktif liveworksheet dan Quizizz.

Dalam perancangan dan mendesain pembelajaran yang inovatif penulis mendapatkan saran dan masukan dari Dosen, Guru pamong, rekan sejawat dan kepala sekolah sehingga pembelajaran inovatif dalam bentuk Modul pembelajaran dapat terselesaikan. Dalam penyusunan modul pembelajaran beberapa tantangan yang penulis hadapai salah satunya adalah membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan konsep, media pembelajaran dan persiapan lainnya.

Alternatif Solusi

Beberapa tantangan yang penulis hadapi selama praktik pengalaman lapangan membuat penulis menemukan berbagai alternatif solusi dalam memecahkan masalah tersebut diantaranya: melakukan tes diagnostic nonkognitif untuk mengetahui gaya belajar peserta didik, melakukan kajian literatur dan meminta pendapat dosen, guru pamong dan teman sejawat untuk merancang media pembelajaran interaktif berbasis mobile (Liveworksheet dan Quizizz) berupa e-LKPD yang menarik dan melibatkan semua peserta didik dalam proses penyelesaiannya, seperti menyajikan kasus dalam bentuk video, melakukan penyelidikan baik dari literatur, video, dan infografis sehingga mengakomodir semua gaya belajar peserta didik dan melibatkan secara aktif serta menstimulus peserta didik menemukan sendiri masalah yang terdapat pada e-LKPD dan memunculkan pertanyaan berdasarkan masalah, mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang di temukan serta menuliskan hasil kedalam e-LKPD dan mengkomunikasikannya dengan mempresentasikan hasil yang didapat ke depan kelas. Berikut link elektronik Lembar Kerja Peserta Didik (e-LKPD) yang penulis buat:

Melalui model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL), penulis mengharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik dalam mencari gagasan, konsep dan menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang ditanyakan serta mampu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Ketika berpikir kritis dan kreatif meningkat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang selama ini menjadi tolak ukur guru. Perancangan proses pembelajaran tersebut penulis tuangkan dalam bentuk modul ajar berbasis Problem Bsad Learning (PBL) berikut adalah link modul ajar berbasis Problem Based Learning (PBL): https://s.id/ModulAjarSumberEnergiTerbarukan.

Didalam modul ajar penulis menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan jumlah anggota 3-4 orang sesuai dengan gaya belajarnya untuk dapat menyelesaikan e-LKPD. Penghargaan diberikan kepada peserta didik atas pencapainya serta melibatkan dan memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik yang kurang aktif. Pretest-Posttest dengan menggunakan Quizizz memberikan semangat tersendiri bagi peserta didik. Refleksi dilakukan diakhir pembelajaran untuk mengevaluasi dan memperbaiki pembelajaran agar menjadi lebih efektif efisien dan inovatif sesuai kebutuhan peserta didik.

Evaluasi

Media pembelajaran yang penulis buat dengan berbasiskan mobile seperti mengembangkan LKPD berdiferensiasi dengan menggunakan liveworksheet dengan tampilan yang menarik dan kemudahan menggunakannya memberikan dampak yang positif seperti peningkatan partisipasi peserta didik dalam menyelesaikan e-LKPD dan melatih peserta didik untuk menemukan sendiri ide dan gagasan dalam menjawab dan mengkomunikasikan masalah yang peserta didik temukan, hal ini juga melatih kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Keterlibatan peserta didik mengalami peningkatan saat guru memberikan saran-masukan untuk membagi tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.

Peningkatan berpikir kritis dan kreatif dapat dilihat ketika peserta didik mengkomunikasikan dan menganalisis masalah yang ada pada e-LKPD dengan ide, konsep dan gagasan sendiri yang terlihat pada cara bagaimana peserta didik menjawab pertannyan yang dimunculkannya sendiri. Sejalan dengan meningkatknya berpikir kritis dan kreatif, memberikan peningkatan juga dalam hasil belajar peserta didik, walaupun dalam proses pembelajarannya tidak semua peserta didik mengalami peningkatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun