Mohon tunggu...
Didik Irawan
Didik Irawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

hobi berolahraga juga bermain game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice (Praktik Baik), Problem Based Learning, Pembelajaran Fisika, Sumber Energi Terbarukan

5 Februari 2024   21:36 Diperbarui: 5 Februari 2024   21:40 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Hasil assessment kognitif peserta didik

Peningkatan Kemampuan Peserta Didik Dalam Menggunakan e-LKPD (Liveworksheet) Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Sumber Energi Terbarukan

Pendahuluan

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata 'didik' dan mendapat imbuhan 'pe' dan akhiran 'an', maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara Bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan selanjutnya merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang dewasa terhadap pihak lain yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (M.I. Soelaiman,1985). Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pendidikan di Indonesia sendiri, terdapat beberapa tingkatan, salah satunya tingkat Sekolah Menengah Atas. Sekolah Menengah Atas merupakan tingkat Pendidikan yang wajib ditempuh, sebelum melanjutkan ke tahap pendidikkan selanjutnya ke tingkatan yang lebih tinggi. Pencapaian potensi pendidikan tersebut dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan salah satunya Sekolah Menengah Atas (SMA) (Astalini, 2018). Pada tingkatan ini, peserta didik sudah mulai sedikit demi sedikit mampu mengendalikan dirinya dalam berpikir secara ilmiah. Sebagai pengembangan pola pikir peserta didik maka mata pelajaran yang terkait adalah fisika. Pada kenyataannya, fisika adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap berat dan dihindari oleh Sebagian peserta didik karena membutuhkan ketekunan, ketelitian dan banyak Latihan (Sultan & Bancong, 2017).

Menurut Supardi (2015) fisika merupakan pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta untuk berlatih berpikir dan bernalar, melalui kemampuan penalaran seseorang yang terus dilatih sehingga semakin berkembang, maka orang tersebut akan bertambah daya pikir dan pengetahuannya. Pembelajaran fisika dikatakan berhasil apabila dapat memfasilitasi peserta didik untuk memiliki kemampuan, bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif (keterampilan berpikir kritis) serta memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri (keterampilan berpikir kreatif). Fakta dilapangan menunjukkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis yang randah, sehingga peserta didik sulit untuk memahami LKPD fisika yang diberikan. Penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dikarenakan pembelajaran yang masih berpusat pada guru , kemudian kurangnya pemahaman dan kesiapan guru melaksanakan model-model pembelajaran inovatif sehingga guru masih mengajar dengan cara-cara tradisional. Selain itu peserta didik juga kurang termotivasi untuk melakukan pembelajaran karena sering kali media yang digunakan dianggap membosankan (Jamilah et al., 2020).

Di era ini, perkembangan teknologi memiliki dampak yang signifikan dalam proses pembelajaran, mendorong para guru untuk mengadopsi metode pembelajaran yang menarik dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Heryanto, dkk., 2023). Integrasi teknologi dalam pendidikan tidak hanya memungkinkan akses lebih luas terhadap sumber daya pendidkan, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan adaptif. Peserta didik dapat menikmati pembelajaran yang lebih dinamis melalui beragam platform pembelajaran daring serta aplikasi mobile yang mendukung peningkatan penguasaan konsep-konsep yang diajarkan. Dengan dukungan teknologi, para pendidik dapat lebih mudah menyajikan materi dengan cara yang lebih visual dan memfasilitasi kolaborasi antar siswa secara lebih efektif, membantu mereka mempersiapkan diri untuk tantangan di dunia yang terus berkembang.

Berdasarkan hasil belajar pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Desember 2023, Pukul : 12.30 -- 14.00 WIB, peserta didik kelas X fase E menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari jumlah peserta didik di tiap kelompok kurang berpartisipasi dalam diskusi untuk menyelesaikan LKPD. Penyebab kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran diketahui dari hasil refleksi dan wawancara dengan beberapa peserta didik yang menunjukkan bahwa pembelajaran fisika yang dilakukan selama ini masih belum bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan peserta didik terutama dalam penggunaan LKPD. Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model, pendekatan, metode, bahan ajar dan media pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan motivasi dan antusias peserta didik dalam pembelajaran terutama dalam penggunaan LKPD bagi peserta didik pada materi Sumber energi baru terbarukan dan pentingnya transisi energi dan dampak eksploitasi dan eksplorasi sumber energi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media pemelajaran interaktif liveworksheet dan Quizizz. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru lain untuk menginovasi pembelajaran dalam kompetensi yang sama.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil belajar pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Desember 2023, Pukul : 12.30 -- 14.00 WIB pada kelas X fase E dengan jumlah peserta didik sebanyak 20 orang terdapat leih dari 65% peseerta didik belum aktif dalam diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKPD saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik kesulitan dalam memahami LKPD ini terlihat dengan adanya guru yang memberikan bimbingan dan penjelasan pada saat diskusi didalam kelompoknya masing-masing. Kegiatan pembelajaran peserta didik dilakukan secara mandiri dengan berdiskusi secara berkelompok tentang materi energi dan bentuk-bentuk energi dengan bantuan kartu yang berisikan gambar bentuk energi dan transformasi energi. Pada siklus I media pembelajaran yang digunakan guru adalah PPT dan peserta didik melakukan kegiatan mencocokkan kartu bentuk energi dan transformasi energi untuk mengetahui bentuk-entuk energi dan trasnformasi energi menggunakan LKPD yang sudah di rancang sesuai tujuan pembelajaran. Pada Siklus I ini LKPD yang dibuat adalah berdasarkan kemampuan belajar peserta didik, dimana dari hasil assessment kognitif diperoleh hasil peserta didik berkemampuan tinggi 11,7%, berkemampuan sedang 11,7 % dan berkemampuan rendah 76,4 %.

Berdasarkan masukan dari Dosen dan Guru Pamong dan juga saran dari teman sejawat, pada siklus II dimulai dari revisi perencanaan yang telah dibuat dengan penyiapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi ajar sumber energi baru terbarukan dan pentingnya transisi energi dan dampak eksplorasi dan eksploitasi sumber energi disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik, lembar kerja peserta didik (LKPD) berdiferensiasi dengan menggunakan liveworksheet dengan bantuan Canva dan juga media pembelajaran Quizizz. Revisi yang dilakukan di siklus II adalah aktivitas belajar nyata dengan menggunakan e-LKPD (liveworksheet) dengan masing-masing peserta didik memakai gadget  milik pribadi, pemberian pretest dan posttest dengan menggunakan Quizizz di awal pembelajaran menjadikan daya tarik yang dapat menarik perhatian peserta didik, yang mana penggunaan Quizizz layaknya sedang berkompetisi.

Dalam pelaksanaan PPL ada beberapa hal yang manjadi tantangan, yaitu: (1) Karakteristik peserta didik yang beragam (2) Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan konsep, media pembelajaran dan persiapan lainnya. (3) Memerlukan waktu yang cukup dalam melakukan proses penilaian secara komprehensif.

Adapun Langkah-langkah yang penulis lakukan untuk menghadapai tantangan tersebut adalah: (1) Penulis melakukan test diagnostik non kognitif untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik, hal ini dilakukan pada pertemuan sebelum pelaksanaan aksi. (2) Penulis melakukan kajian literatur dan membuat media pembelajaran interaktif berbasis mobile (Liveworksheet dan Quizizz) berdasarkan assessment nonkognitif yang telah dilakukan sebelum aksi dilakasanakan. (3) Penilaian komprehensif dilakukan dengan mematuhi rubrik penilaian baik sikap dan pengetahuan yang telah dibuat.

Selama proses pelaksanaan siklus I dan siklus II ada beberapa tahapan yang dilakukan, diantaranya:

  • Tahap Persiapan

Penulis dengan bimbingan dosen dan guru pamong mendesain pembelajaran yang inovatif dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berupa e-LKPD dan Quizizz, selain itu diperkuat dengan arahan dan masukan teman-teman satu kelompok.

  • Tahap Pelaksanaan

Penulis melaksanakan desain pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan sintaks PBL. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

  • Tahap Evaluasi dan Refleksi

Merefleksi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menyelesaikan permasalahan atau belum. Serta menentukan rencana tindak lanjut untuk pembelajaran selanjutnya. Refleksi dan evaluasi dilakukan oleh guru sendiri, peserta Didik dan juga rekan sejawat.

Sedangkan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya PPL dengan lancar adalah:

  • Kompetensi Guru
  • Sarana dan Prasarana (Projector, LCD, speaker, jaringan internet)
  • Media pembelajaran interaktif (e-LKPD liveworksheet, dan aplikasi Quizizz), canva, video pembelajarn.

Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 25 January 2024 pukul 09.00 -- 10.30 wib dengan bantuan dari kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, Dosen pembimbing, Guru pamong dan teman sejawat di kelas X fase E dengan peserta didik berjumlah 19 orang. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL), dan media yang digunakan adalah e-LKPD (liveworksheet) berbasis mobile learning. Pembentukan peserta didik secara berkelompok sesuai dengan karakteristik gaya belajar yang terdiri dari 3-4 peserta didik tiap kelompok. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan pengerjaan LKPD berdiferensiasi dengan menampilkan semua info yang berbeda dari diferensiasi proses di dalam LKPD masing-masing kelompok belajar. Berikut analisis hasil belajar peserta didik siklus 1 & siklus 2 pada Gambar 3.

Gambar 2. Hasil Assessment Non Kognitif peserta didik
Gambar 2. Hasil Assessment Non Kognitif peserta didik

Gambar 3. Hasil analisis belajar peserta didik
Gambar 3. Hasil analisis belajar peserta didik

Dari Gambar 3. Analisis hasil belajar peserta didik di atas didapatkan bahwasanya ada peningkatan hasil belajar peserta didik ditunjukkan dengan nilai proses pengetahuan peserta didik mengalami peningkatan dan 77,7% tuntas. Peningkatan hasil belajar peserta didik di siklus II dikarenakan guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi proses berdasarkan gaya belajar dan pembelajaran inovatif dengan media pembelajran yang menarik minat peserta didik dalam belajar (e-LKPD Lieworksheet dan Quizizz). Rata-rata nilai siklus 1 adalah 54,4 dan siklus 2 adalah 76,5, nilai min siklus 1 adalah 20 dan siklus 2 adalah 40, nilai max siklus 1 adalah 100 dan siklus 2 adalah 100.

KESIMPULAN

Berdasarkan aktivitas pembelajaran selama dua siklus dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pembelajaran dengan menerapkan  diferensiasi proses memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang terlihat dari peningkatan ketuntasan hasil belajar peserta didik di setiap siklus. (2) Penggunaan teknologi dalam pembelajaran fisika memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam belajar fisika. Peningkatan motivasi belajar fisika ditunjukkan dari hasil sebaran angket, lembar observasi peserta didik. (3) Penggunaan model pembelajaran Inovatif Problem Based Learning (PBL) juga dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas peserta didik. Perbaikan-perbaikan akan dilakukan oleh guru dengan melihat hasil refleksi dari peserta didik.

Beberapa hal yang menjadi factor keberhasilan pelakasanaan strategi ini adalah: (1) Penerapan Modul dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. (2) Sarana dan prasarana sekolah yang memadai (3) Media pembelajaran yang menarik dan interaktif dengan menerapkan TPACK. (4) LKPD yang dibuat sesuai dengan kebutuhan peserta Didik.

DAFTAR PUSTAKA

Zumbratal. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berorientasi Problem Based Learning Pada Materi Keseimbangan dan Dinamika Rotasi di SMA Kelas XI. (https://repository.unja.ac.id/1513/, diakses 11 January 2024)

Wati, Diana Anjar, Hakim, Lukman, Lia,Linda. 2021. Pengembangan e-LKPD Interaktif Hukum Newton Berbasis Mobile Learning Menggunakan Live Worksheets di SMA. (https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf/article/view/26567/pdf, diakses 9 January 2024)

Ananda, Intan, Fadieny, Nurul, Safriana. 2023. Pengaruh Penggunaan Aplikasi Quizizz  Sebagai Media Evaluasi Pembelajaran Fisika di SMA. (http://dx.doi.org/10.52434/jpif.v3i2.2828, diakses 31 January 2024)

Rania Febrianti, Intan., Subiki., Supriadi, Bambang. (2023). "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan E-LKPD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Pokok Bahasan Besaran Dan Satuan" (https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/36079, diakses 23 Desember 2023)

Adelia Fitri, Elsi. 2023. Analisis Kebutuhan: Pemanfaatan Teknologi sebagai Media Pembelajar Fisika bagi Peserta didik di Pulau Enggano. (https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/5487/4600/10397, diakses 5 February 2024)

Dian Permana. P, Niki. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Berbantuan Website Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan  Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Kinematika Gerak Lurus. Universitas Pendidikan Indonesia. (https://repository.upi.edu/17462/5/T_FIS_1200890_Chapter1.pdf, diakses, 5 February 2024)

Setiawan Putra, Dodi., Hidayusa Wiza, Orin. 2019. Analisis Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika di SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi.Universitas Jambi.(https://journal.unnes.ac.id/sju/upej/article/download/35631/14667, diakses, 5 Febryuary 2024)

Indy, Ryan. 2019. Peran Pendidikan Dalam Proses Perubahan Sosial Di Desa Tumaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. (https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/holistik/article/download/25466/25124, diakses, 5 February 2024)

Agus Kurniawan, Adi. 2022. Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Menginterpretasikan Grafik Pada Materi Kinematika Gerak Lurus Di Kelas X SMA. (https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/680973-1670884055.pdf, diakses, 5 February 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun