"Kamu baru sampai juga?" Tanyaku seraya menatap tas micky mouse-nya yang lucu.
"Iya. Kamu suka dengan tasku?" Ini tas dari Nelson.
Aku beralih pandangan ke pria yang berjalan ke arahku. Dia tak pernah ku lihat. Baru ini aku melihat pria menatapku begitu dalam. Aku hendak tersenyum padanya. Namun langkahnya terhenti di belakang Ajeng. Ke dua tangannya menutup mata ajeng dan berkata, "Bolehkah aku berbicara pada bidadariku ini?"
Ajeng tertawa sambil menyingkirkan tangan pria itu dengan lembut. Mereka berdua bercanda dihadapanku. Aku menjadi sedikit canggung dengan suasana asmara mereka.
"Adel. Dia adalah kekasihku. Tepatnya yang memberikan tas imut ini," ujar Ajeng mengarahkan tasnya ke hadapanku.
Pria itu berkata, "Ajeng aku mau kasih lihat sesuatu padamu".
"Kejutan lagi?" Ujar Ajeng kaget.
"Kami pergi dulu ya, Adel. Gak apa-apakan aku tinggal dulu?" Ujarnya menatapku merasa bersalah.
"Baiklah," Jawabku singkat.
Tak beberapa lama setelah mereka pergi aku dihampiri oleh Joshua. Joshua berbicara padaku dengan keren. Jantungku berdegup semakin kencang ketika ia memintaku untuk tidak lupa datang ke kafe Platinum. Ia memberikan secarik kertas padaku. Mataku tak fokus membaca tulisan di kertas itu. Aku hanya meletakkan kertas itu ke dalam sela-sela buku paketku yang terletak di meja. Ia pergi dengan langkahnya yang berwibawa. Aku seperti melambung ke angkasa melihat pria yang aku kagumi ternyata memperhatikan aku juga.
***