Malam ini, selepas Isya, aku mendengar suara gaduh di masjid. Kulangkahkan kaki, ingin tahu ada apakah? Kulihat marbot masjid mendorong tubuh seorang kakek tua.
"Kau tak boleh bermalam di sini. Di dalam maupun di teras masjid."
"Aku musafir, tak tahu harus tidur di mana malam ini."
Ma sya Allah, tega sekali marbot mendorong tubuh renta itu. Kudekati mereka.
"Kakek, mari menginap di tempat saya. Kebetulan saya ada tempat kosong di rumah."
"Terima kasih, Kisanak." Dia mengikuti langkahku.
Mempersilakan tidur di dipan yang biasa kugunakan untuk tidur di siang hari.
"Kau tidak tidur, Kisanak?"
"Tidak, Kakek. Tiap malam saya membuat roti."
Aku memulai pekerjaan seperti biasa sambil beristighfar. Tanpa kusadari, ternyata Sang Kakek memperhatikan tingkah lakuku.
"Mengapa kamu melafalkan istighfar sambil membuat roti?"