Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Pertarungan Hidup, Cinta, dan Pelajaran Berharga dari Film "For Sama"

24 November 2019   03:11 Diperbarui: 26 November 2019   09:26 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto pribadi
Foto pribadi
Belum  lama ini juga saya melihat sendiri ratusan pengungsi Suriah yang "menduduki" area depan jalan Gedung UNHCR di kawasan Kebon Sirih.  

Ratusan pengungsi tersebut mendirikan tenda tenda darurat di trotoar depan Gedung UNHCR dan sepanjang Jl Kebon Sirih sebagai upaya untuk menarik perhatian publik akan keberadaan para pengungsi yang membutuhkan penanganan segera.  

Tentu keberadaan ratusan pengungsi "nangkring" di jalan protokol seperti itu membuat kota terlihat  menjadi kumuh tapi sekaligus membuat saya miris akan keberadaan para pengungsi Suriah dengan kondisi yang memprihatinkan.

tangkapan layar dari laman situs detik.com
tangkapan layar dari laman situs detik.com
Ketika saya dan teman teman mendatangi camp pengungsi di Kali Deres beberapa bulan lalu, kami hanya bisa sedikit memberi penghiburan, yang mungkin tak berpengaruh apa apa kepada para pengungsi yang hidup terlunta lunta dalam ketidakpastian selama bertahun tahun tinggal mengungsi.  Karena kondisi hukum di Indonesia, mereka juga tak boleh bekerja atau mencari uang. 

Mereka hidup hanya bergantung dari belas kasihan,  walaupun keberadaan mereka juga seringkali dianggap sebagai gangguan keamanan bagi warga sekitar.  

screenshot-20191125-192723-5ddbcdd3d541df1748297302.jpg
screenshot-20191125-192723-5ddbcdd3d541df1748297302.jpg
Tapi di sisi lain dari kunjungan ke camp pengungsi、 saya jadi tahu cukup banyak kelompok masyarakat yang memberikan kepedulian terhadap keberadaan para pengungsi.  Ada sekelompok orang yang rutin datang memberikan bantuan fisik seperti pakaian、makanan、obat obatan dll. Atau ada juga komunitas yang rutin datang untuk mendampingi para pengungsi dengan dukungan moril.

Ada seorang kawan baik saya seorang  penulis terkenal yang rutin datang ke camp pengungsi untuk memberikan pelatihan "Writing for Healing" untuk anak anak pengungsi.  Terakhir yang saya tahu para pengungsi perang tersebut sudah dipindahkan oleh ke Islamic Center di Jakarta Utara. Saya berharap semoga saja kondisi mereka disana lebih membaik dan mereka tak kehilangan harapan untuk terus hidup.

sumber gambar: forsamafilm.com
sumber gambar: forsamafilm.com
Ada sebagian orang yang karena cinta pada kemanusiaan, menunjukkan aksi kepedulian kepada para pengungsi perang. Dan ada sebagian lagi yang menganggap keberadaan mereka sebagai ancaman dan tidak mau mentolerir dengan segala alasan apapun. Tak seorang pun mau memilih menjadi Pengungsi apalagi terkatung katung di negri asing.  Tapi orang orang seperti Waad、Hamza dan para pengungsi perang memang tak punya banyak pilihan selain meninggalkan tanah kelahiran mereka、demi bertahan untuk tetap hidup.

Film For Sama membuat saya memahami tentang keberadaan para pengungsi Suriah yang membanjiri banyak negara termasuk di Indonesia.  

Film ini juga menggelitik kesadaran saya untuk memberi empati dan rasa Toleransi kepada para pengungsi perang yang berikhtiar sebisa mungkin untuk bertahan hidup. Saya bersyukur bisa mendapatkan pelajaran sangat berharga dari film For Sama di Tolerance Film Festival.  Berikut ini adalah Trailer film For Sama .                                        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun