Begitu pun yang dilakukan UI, walau belum banyak mengeluarkan terobosan kebijakan utk menaggulangi penyebaran gerakan tarbiyah ini tapi UI melakukan restrukturisasi BEM/Senat dan mengeluarkan pernyataan bahwa mahasiswa dari latar belakang agama apapun dilindungi oleh Universitas utk mjd ketua BEM/Senat.
Sekarang ini bahkan sdh ada Fakultas yg Kepala BEM nya adalah orang Hindu. Salah satu hal menarik yg dipaparkan dari survey Setara Institute ini adalah gerakan Tarbiyah di kampus kampus jg banyak disebarkan oleh para Dosen yg memberi mata kuliah Agama di tingkat awal, dimana banyak Dosen tsb telah mjd bagian dari jaringan gerakan ini.
Salah satu pemapar menyebutkan, di PTN PTN banyak dosen malas jika diberikan tugas memberi mata kuliah Agama Islam. Karena itu hal ini dilihat sbg kesempatan oleh jaringan gerakan Tarbiyah, utk mengambil alilh mata kuliah Agama Islam.
Padahal Dosen yg memberikan mata kuliah Agama Islam belum tentu memiliki ilmu mumpuni dan komprehensif ttg Agama Islam. Jadi seringkali ajaran2 yg disampaikan adlh ttg Agama yg sangat Ekslusif.
Dalam menyikapi hal ini, UGM telah mengambil terobosan kebijakan bahwa seluruh Dosen yg memberikan mata kuliah Agama Islam harus punya latar belakang pendidikan S1/S2 Agama Islam dan juga ilmu Filsafat. Di beberapa kampus spt UI pihak Kampus juga telah melakukan restrukturisasi pengurus Mesjid Kampus yang selama ini dikuasai oleh aktivis Dakwah yang tergabung dalam jaringan Tarbiyah.
Saya pikir ini kebijakan yang dillakukan beberapa PTN di atas perlu diikuti oleh institusi pendidikan lain dan butuh keberanian dan komitmen dari semua pihak, kalau ga mau NKRI hanya tinggal cerita. Salut utk Setara Institute yg berani memamaparkan fakta fakta yg memang mjd fenomena di masyarakat saat ini.
Tinggal kita sendiri berefleksi, cukupkah kita diam saja melihat fenomena gerakan Ekslusifitas Agama dan paham negara Khilafah ini di sekitar kita, atau 'do something to fix it' dengan cara kita masing masing? Oleh Ira Lathief (Penggagas Festival Kebhinekaan dan Wisata Bhineka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H