Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Siosar, Negeri di Atas Awan Tempat Pengungsi Sinabung yang Dibangun Jokowi

3 September 2017   01:02 Diperbarui: 6 September 2017   03:42 22085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ket foto: Puncak 2000, tampak terlihat "pohon sakti", satu satunya pohon besar yang masih tegak berdiri)

Seperti apa kehidupan para pengungsi Sinabung saat ini?

Beruntung sekali minggu lalu saya diajak oleh Bank Mandiri untuk berkunjung ke Siosar, Tanah Karo, yang menjadi tempat pemukiman baru para pengungsi Sinabung dan melihat kondisi terkini mereka. 

Jadi Siosar dahulunya adalah area hutan luas yang "disulap" menjadi kawasan pemukiman baru bagi para pengungsi dari Gunung Sinabung. Para pengungsi dari gunung Sinabung yang mengalami erupsi di tahun 2013, selama dua tahun lebih hidup di kawasan pengungsian di sekitar kota Kabanjahe, tapi tinggal di tenda-tenda dalam kondisi yang memprihatinkan.

Dan para pengungsi Sinabung ini mendapatkan perhatian khusus oleh Presiden Jokowi. Hanya satu hari setelah dilantik menjadi Presiden, Jokowi langsung terbang ke tempat pengungsian untuk menemui para korban erupsi Sinabung, bahkan blusukan hingga ke kaki kaki gunung. Menurut rekan wartawan asal Medan, sebelum Jokowi datang, para pejabat termasuk Presiden SBY yang datang untuk melihat masyarakat korban Sinabung hanya mau berkunjung ke pusat pengungsian yang berada di sekitar kota Kabanjahe.

Dari hasil blusukan menjumpai langsung para pengungsi Sinabung tersebut, Jokowi memerintahkan untuk dibuatkan suatu kawasan pemukiman permanen khusus bagi para pengungsi Sinabung dengan membuka area hutan Siosar.

Suasana pembukaan lahan hutan Siosar menjadi pemukiman, dilakukan dengan cepat atas bantuan TNI. Sumber Foto: medanwisata.com
Suasana pembukaan lahan hutan Siosar menjadi pemukiman, dilakukan dengan cepat atas bantuan TNI. Sumber Foto: medanwisata.com
Dalam waktu sekitar satu tahun saja, puluhan hektar area hutan Siosar kini telah disulap menjadi kawasan pemukiman baru dengan infrastruktur yang memadai untuk dihuni warga. Kawasan Relokasi Siosar dengan luas puluhan hektar berjarak kurang lebih 30 KM dari kota Kabanjahe, jalannya sudah diaspal dan masih baru, disertai dengan pemandangan yang serba hijau dan udaranya yang masih segar menjadikannya layak untuk dijadikan tempat pemukiman baru.

Warga Relokasi Siosar, tampak tersenyum bahagia | Foto: Istimewa
Warga Relokasi Siosar, tampak tersenyum bahagia | Foto: Istimewa
Kawasan Relokasi Siosar tampak dari atas, foto dari IG @tibtanangin
Kawasan Relokasi Siosar tampak dari atas, foto dari IG @tibtanangin
Setibanya di kawasan Relokasi Siosar, saya terpana melihat ratusan rumah rumah mungil permanen dalam kondisi sangat bagus. Di sana juga terdapat gedung aula sangat luas yang sering digunakan oleh warga, juga terdapat dua buah gereja dan dua buah Mesjid. Warga di pemukiman relokasi Siosar adalah mayoritas beragama Kristen, tapi mengapa sampai perlu dibangun dua buah Mesjid di kawasan itu? Menurut informasi yang saya dapat dari warga pengurus RW disana, ternyata itu diperuntukkan untuk rombongan para pejabat negara dan juga pejabat setempat yang kerap datang ke kawasan tersebut.

Ketika saya datang ke Siosar hari itu, bersamaan dengan diadakannya acara Kementrian Sosial yang dihadiri langsung oleh Ibu Khofifah Indar Parawansa untuk menyalurkan Kartu Keluarga Sejahtera yang menjadi program pemerintah pusat. Bank Mandiri juga hadir disana bersama puluhan karyawan yang terpilih dalam program Relawan Mandiri yang siap untuk diterjunkan ke berbagai pelosok sebagai bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility).

Keesokan harinya, kawasan Siosar rencanya juga akan dikunjungi oleh Panglima ABRI Gatot Nurmantyo. Sepertinya memang banyak pihak menaruh perhatian khusus bagi para pengungsi Sinabung yang kini tinggal di kawasan Relokasi Siosar.

Warga Siosar saat menerima simbolisasi Kartu Keluarga Sejahtera, bagian program dari Kemensos | Dokumentasi pribadi | Ket foto: warga Siosar saat penerimaan Kartu keluarga sejahtera secara simbolik, yang merupakan program pemerintah pusat
Warga Siosar saat menerima simbolisasi Kartu Keluarga Sejahtera, bagian program dari Kemensos | Dokumentasi pribadi | Ket foto: warga Siosar saat penerimaan Kartu keluarga sejahtera secara simbolik, yang merupakan program pemerintah pusat
Relawan Mandiri yang siap untuk diterjukan ke pelosok daerah terpencil sebagai bagian dari Program CSR Bank Mandiri | Dokumentasi pribadi. - (Ket foto : Program Relawan MandirI Volunteer yang menyertakan para karyawan terpilih untuk diterjukan langsung membantu masyarakat di tempat tempat terpencil, merupakan bagian dari program CSR Bank Mandiri
Relawan Mandiri yang siap untuk diterjukan ke pelosok daerah terpencil sebagai bagian dari Program CSR Bank Mandiri | Dokumentasi pribadi. - (Ket foto : Program Relawan MandirI Volunteer yang menyertakan para karyawan terpilih untuk diterjukan langsung membantu masyarakat di tempat tempat terpencil, merupakan bagian dari program CSR Bank Mandiri
Lalu bagaimanakah dengan kondisi kehidupan warga di sana? Saya membayangkan, mungkin berat bagi para warga pengungsi Sinabung untuk meninggalkan kehidupan lamanya yang sebelumnya terbiasa tinggal di kaki Gunung untuk memulai hidup yang sama sekali baru di kawasan relokasi Siosar. Saya sempat berbincang dengan beberapa warga di sana, bagaimana mereka menata kehidupan baru di Siosar. 

Mayoritas warga di Siosar sehari harinya masih mengandalkan hidup mereka dengan cara bertani atau berladang (aneka sayur dan buah-buahan) karena itulah keahian satu satunya yang mereka tahu selama ini. Tapi cuaca yang tak stabil karena efek hawa panas dari erupsi Gunung Sinabung yang masih terjadi hingga kini, membuat hasil panen mereka tidak terlalu baik. Tapi di tengah pergumulan dengan mata pencaharian, banyak juga kabar gembira dari mereka yang merasa kehidupannya saat ini jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu saat masih tinggal di pengungsian sementara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun