20170128-105847-588e05d482afbdb90a5791e6-594be8889f4fe40ea23b43a5.jpg
Setelah melihat perayaan Nawagram, saya menyempatkan mengunjugi Wihara Satya Dharma di sebelahnya dan melihat para umat rumah ibadah tersebut sedang melepas burung burung sebagai bagian dari ritual mendatangkan karma baik. Saya sempat mengobrol dengan beberapa ibu ibu pengurus Wihara yang ternyata beragama Muslim dan sudah puluhan tahun bekerja disana, dan setiap perayaan hari besar Imlek, para pengurus Wihara ikut bersuka cita karena di hari itu biasanya mereka akan mendapatkan banyak hadiah uang dari para pengunjung yang datang untuk beribadah.
20170128-110146-594bcdf254610c27761acb84.jpg
Selain di 5 lokasi tersebut, masih banyak lagi rumah rumah ibadah antar agama yang letaknya berdekatan di Jakarta. Ada juga kawasan di Jakarta dimana hanya dalam radius 1 km, ada berbagai rumah ibadah lokasinya berdekatan. Seperti di Kawasan Pasar Baru ada 6 rumah ibadah (Kuil Hare Kresna, Kuil Sai Baba, Mesjid Pasar Baru, Kuil Sikh, Klenteng Sin Tek Bio, dan Gereja Ayam), atau di Cilincing (Klenteng dan Wihara Lalitavistara, Pura Segara, Mesjid Al Alam) atau di kawasan Taman Mini Indonesia Indah yang ada berbagai rumah ibadah dari 6 agama resmi di Indonesia yang letaknya berdekatan sebagai wujud toleransi dan kehidupan kerukunan beragama di Jakarta.
Justru Jakarta menjadi kaya karena begitu beragamnya pengaruh budaya yang membentuknya. Dan memang sudah semestinya seseorang yang mengaku beragama harus mewujudkan ketaatannya dalam beragama dengan mewujudkan toleransi yang tinggi terhadap penganut agama lain. Seperti pernah dikatakan oleh seorang Gus Dur, "Semakin tinggi ilmu seorang, semakin tinggi tingkat toleransinya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya