Masjid Lautze ini juga punya "jam buka khusus" yang membuatnya berbeda dari masjid kebanyakan. Kalau umumnya masjid dibuka di setiap waktu shalat untuk jamaahnya, Masjid Lautze hanya buka pada waktu-waktu tertentu saja. Pertama: dari hari Minggu sampai Jumat, masjid ini hanya buka dari jam sembilan pagi hingga jam empat sore, seperti jadwal orang kantoran. Jadi pada hari-hari tersebut, masjid ini hanya punya dua waktu shalat yaitu zhuhur dan ashar.
Kedua, masjid ini benar-benar tutup di hari Sabtu. Ketiga, hari Ahad merupakan hari "khusus" dimana Yayasan mengadakan pengajian rutin (mingguan) untuk para jamaahnya yang sebagian besar merupakan mualaf keturunan Cina.
Bangunan Masjid Lautze terdiri dari empat lantai, tapi hanya dua lantai yang digunakan untuk Mesjid, sisanya dipakai untuk kantor yayasan Mesjid. Seperti tampilan luarnya, interior masjid itu ternyata juga tidak terlalu muluk. Selain kaligrafi Islam yang dipadukan dengan huruf kanji, dinding masjid hanya dihiasi oleh sedikit unsur-unsur ketimuran.
Terakhir kali saya berkunjung ke Mesjid ini karena ikut rombongan tur sejarah budaya, dan diterima oleh beberapa pengurus Mesjid yang sudah puluhan tahun menjadi Mualaf. Juga saya melihat para pengunjung yang kebanyakan keturunan Tionghoa. Pemandangan yang unik bagi saya, melihat begitu banyak orang keturuann Tionghoa Muslim dalam satu Masjid. Berkunjunglah ke Masjid ini, Anda akan menemukan betapa beragamanya umat Muslim di Jakarta.
5. Mesjid Cut Mutia
(sumber foto : detiktravel.com)
Mesjid yang terletak di Jl. Cut Mutia, Menteng, ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri dan kemungkinan tidak terdapat di masjid-masjid lainnya, Salah satu keunikannya, mihrab dari masjid ini diletakkan di samping kiri dari saf salat (tidak di tengah seperti lazimnya), yaitu posisi safnya terletak miring terhadap bangunan masjidnya sendiri karena bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat.
Bangunan Mesjid ini sendirinya adalah kantor biro arsitek dan pemgembang (developer) Bouwploeg, yang membangun wilayah Gondangdia sebagai kawasan elit pertama di kawasan Menteng. Setelah sempat beralih fungsi bebeberapa kali, sebagai Kantor Pos, hingga Kantor Urusan Agama, baru pada era Gubernur Arl Sadikin tempat ini diresmikan sebagai Masjid tingkat Provinsi.
(foto wikipedia, koleksi Museum Tropen Belanda)
Keunikan Masjid Cut Mutia adalah setiap bulan Ramadhan diselenggerakan Ramadhan Jazz Festival, yang meruapakan pertama dan satu satunya Mesjid di dunia yang menyelenggarakan sebuah festival musik jazz di pelataran Mesjid. Festival Ramadhan Jazz yang diadakan di Masjid Cut Mutia ini diadakan oleh para Remaja Masjid yang awalnya bertujuan untuk mendekatkan Islam dengan cara populer kepada para generasi muda.
Walaupun dibuat oleh organisasi Remaja Masjid, tapi Festival Ramadhan Jazz ini tiap tahunnya diisi oleh artis artis top seperti Fariz RM, Raisa, Tulus, dll. Tahun 2017 ini adalah tahun ke 7 Ramadhan Jazz Festival diselenggarakan tanggal 9-10 Juni dengan pengisi acara dari mulai Glenn Fredly sampai Maliq D'Essentials. Catet baik baik jadwalnya, jangan sampai kelewatan! Nonton Konser Jazz di pelataran Masjid? Dimana lagi kalau ga cuma di Masjid Cut Mutia.
Nah bagaimana, masjid mana yang Anda ingin kunjungi untuk berwisata akhir pekan ini? Kalau perlu Tourist Guide untuk mendampingi biar lebih seru berwisatanya, tau kan harus hubungi siapa... hehehe.
Lihat Travel Story Selengkapnya