Saat baru dibuka, selama berminggu-minggu kawasan Danau Sunter jadi kawasan macet total karena banyak orang berlomba-lomba penasaran ingin berkunjung ke "Taj Mahal Indonesia". Selain wujud luar yang menyerupai Taj Mahal, Arsitektur dalam Mesjid ini juga sangat menarik. Begitu kita masuk ke halamannya, akan terlihat aksara Cina di berbagai dinding, bersamaan dengan bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Di bagian atas Masjid ini juga ada Lonceng besar, yang merupakan ciri khas budaya Cina. Kalau kita berwisata ke Masjid ini, kita bisa naik hingga lantai dua, dan berfoto-foto dari atas. Dari lantai dua, kita juga bisa melihat pemandangan Danau Sunter yang kini sangat bersih dan jernih.
3. Mesjid Luar Batang
Masjid Jami Keramat Luar Batang atau lebih populer dengan sebutan Masjid Luar Batang terletak di daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Di masjid ini terdapat makam seorang Ulama bernama Habib Husein bin Abubabakar bin Abdillah Alaydrus atau lebih dikenal dengan panggilan "Habib Husein, yang hijrah dari Hadramaut (Yaman) ke tanah Jawa untuk menyebarkan Islam di abad 18.
Masjid Luar Batang ini dibangun Habib Husein yang juga dikenal sebagai salah seorang tokoh penentang Kolonial Belanda di kawasan Sunda Kelapa. Karena sikapnya tersebut, ia sempat merasakan kehidupan penjara. Habib Husein wafat pada 24 Juni 1756 dalam usia yang relatif masih muda, yaitu kurang dari empat puluh tahun.
Oleh para pengikutnya, Habib Husein dianggap sebagai seorang Wali, hingga setelah meninggal makamnya banyak diziarahi hingga sekarang. Nama masjid "Luar Batang" pun ada cerita menarik dibaliknya. Konon dahulu ketika Habib Husein meninggal dan hendak dikuburkan di sekitar Tanah Abang, tiba-tiba jenazahnya sudah tidak ada di dalam "kurung batang". Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali. Akhirnya para jama'ah kala itu bermufakat untuk memakamkan dia di tempatnya sekarang ini. Jadi maksudnya, keluar dari "kurung batang".
Sepajang tahun, Pengnujung yang datang ke Mesjid Luar Batang untuk berziarah di Makam Habib Husein malah kebanyakan dari daerah daerah, bahkan dari Pulau Jawa. Mesjid Luar Batang juga begitu membludak dikunjungi peziarah di waktu waktu sepesial seperti Malam Tahun Baru Hijriah, atau Malam Maulid Nabi. Pada saat perayaan itu, selalu ada ritual makan nasi kebuli berjamaah yang merupakan ciri khas dari budaya di Mesjid Luar Batang ini.
Masjid yang terletak di Sawah Besar, Jakpus, ini penampakannya berbeda dari masjid pada umumnya, karena dari luar wujud fisiknya seperti sebuah ruko. Mesjid Lao Tze ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya komunitas Tionghoa Mualaf dan pusat kegiatan para Mualaf keturunan Cina.
Nama Lautze sendiri rupanya merujuk pada alamat masjid berada, yaitu di Jalan Lautze No. 87 Sawah Besar, sebuah kawasan pecinan di Jakarta Barat. Dalam Bahasa Cina, kata Lautze berarti guru atau orang bijak.