Masalah muncul di tahun 2010, saat Jakarta di era kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo, lokasi makam Mbah Priok itu dianggap bermasalah dan akan dibongkar oleh PT Pelindo yang menguasai kawasan peti kemas. Terjadi bentrok antara aparat Satpol PP dengan para Habib ahli waris Makam Mbah Priok dan para pengikutnya . Namun anehnya, ketika petugas melempar batu ke arah massa pengikut Habib, seolah-olah bagi massa, batu itu tidak berarti apa-apa.Beberapa petugas Satpol PP mengaku merasakan ada kekuatan di luar akal sehatnya yang ikut membentengi lokasi sehingga petugas sangat sulit melaksanakan eksekusi. Usai bentrok sengit dengan para pengikut Habib, petugas Satpol PP yang dari awal mengamati proses bentrokan fisik mengatakan kendati jumlah pengikut habib tidak ada setengahnya dari Satpol PP, mereka tidak ada yang takut terluka parah sama sekali.
Peristiwa ini sempat membuat kehebohan dalam berbagai media massa, dan begitupun perisitiwa mistis saat bentrokan itu membuat nama Makam Mbah Priok jadi me-nasional. Sengketa tanah Makam Mbah Priok saat itu pun akhirnya terhenti setelah pihak ahli waris dan pihak PT Pelindo berunding . Sejak peristiwa itu, banyak orang datang ke Mbah Priok yang dianggap kramat untuk berziarah dan mendoakan arwah Mbah Priok yang dipercaya sebagai salah satu Wali Allah. Sumbangan dan donasi pun datang dari berbagai penjuru, hingga para ahli waris dapat membangun bangunan Makam Mbah Priok menjadi bagus, termasuk komplek di sekitarnya yang akan dibangun pesantren.
Apa yang menarik dari Makam Mbah Priok ini ?
Orang orang yang datang ke tempat ini umumnya adalah untuk berziarah mendoakan Mbah Priok atau Habib Hasan yang dipercaya sebagai salah satu Wali Allah karena memiliki karomah. Bagi para warga sekitar dan para penziarah, mendoakan seorang Wali Allah merupakan amalan yang sangat baik. Setiap harinya ada sekitar ribuan orang peziarah datang dari berbagai penjuru, yang datang berombongan dengan bis bis besar.
Dari info yang saya dapat dari Mas Firman, salah seorang penjaga dan santri di Makam Mbah Priok, setelah peristiwa tahun 2010, lalu dibuatlah bangunan makam untuk Mbah Priok dengan menyatukan belasan jenazah para ahli waris dan pengikutnya ke dalam satu ruangan. Jadi kalau kita melihat bagian dalam makam Mbah Priok (yang tidak bisa dimasuki orang umum) ternyata bukan hanya bersemayam jenazah Mbah Priok saja seorang, tapi juga ada belasan orang ahli waris dan pengikutnya. Yang menarik itu, di antara belasan jenazah yang disemayamkan bersama Mbah Priok itu, salah satunya adalah seorang Tionghoa yang menjadi mualaf bernama Ibrahim, yang semasa hidupnya menjaga dan mengurusi makam Mbah Priok.
Selain itu, yang juga daya tarik tempat ini adalah "mata air barokah" yang terus mengalir dan memancar dari air terjun mini dan dipercaya punya khasiat seperti air zamzam, yang berada dekat ruangan makam Mbah Priok. Banyak warga yg berkunjung kesini boleh mengambil air ini dengan menggunakan Botol/Dirigen. Konon banyak warga yang mengisahkan air ini berkhasiat mujarab bisa menyembuhkan berbagai penyakit, bagi mereka yang percaya. Mas Firman bercerita, belum lama ini ada seorang warga sekitar yang ingin mengikuti tes masuk di pelayaran, tapi khawatir tidak lulus tes kesehatan karena punya sedikit gangguan pada paru parunya karena sering merokok. Dua hari menjelang tes kesehatan, orang tersebut rutin meminum air kramat ini, dan secara ajaib saat tes kesehatan tiba ia pun dinyatakan lolos dan diterima kerja di pelayaran. Wuuiih....
Beruntung sekali, saat saya berkunjung ke Makam Mbah Priok ini saya bisa bertemu dengan Habib Sting. Saat itu beliau sedang memberikan wejangan dan siraman rohani kepada para santri dan para peziarah dengan cara yg unik, dilakukan di beranda dibawah pohon dengan gaya santai dan penuh humor...isi wejangannya pun sangat menginspirasi, tentang bagaimana umat Islam harus memberi rasa damai , termasuk ikut menjaga dan mgubenghargai keberagaman suku, agama, serta budaya yg ada di tanah tempat kita berpijak. Mendengarkan Habib Sting berinteraksi dengan para santrinya saya jd teringat dengan Gus Dur yang tiap ceramahnya selalu menyemangati persatuan bangsa . Saya sempat bertanya kepadanya kenapa ia memberikan dukungan kepada Pak Ahok sebagai Gubernur Jakarta, Habib Sting menjawab seperti ini : “ Saya ga peduli agama atau suku apapun, asalkan ia benar , jujur dan lurus, pasti saya dukung sebagai pemimpin Jakarta. Sebelum sebelumnya udah banyak Gubernur yang ga mau ngurusin Makam Mbah Priok ini, cuma Ahok ini yang benar pegang janjinya. Cuma di era Gubernur Ahok yang benar benar bisa bikin Makam Mbah Priok jadi cagar budaya dan dilindungi pemerintah. “