Mohon tunggu...
Irah Fazaliya
Irah Fazaliya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jalan- jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Deva

24 Oktober 2022   07:47 Diperbarui: 24 Oktober 2022   07:56 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Devapun menyodorkan uangnya kepada Deden, lalu seperti hari kemarin Deva  membawakan tasnya. Merekapun pulang menuju rumah Deden. Mereka tidak menyadari semua kejadian itu disaksikan oleh wali kelas mereka bu Rima dan Irsyal dari tempat persembunyian.

****

Pada jam  Pelajaran ke -3, tiba-tiba Deden di panggil ke kantor oleh wali kelasnya . Bu Rima sudah menunggunya di ruangan, betapa kagetnya Deden saat melihat Mamahnya sudah berada di sana ada Irsyal dan Deva juga.  Padahal surat panggilan untuk orang tuanya kemarin sudah dia buang ke tempat sampah dan dia sobek-sobek.  Segera Deden memberikan salam pada orang tuanya dan wali kelasnya. Berbeda sekali sikap Deden pada ssat itu dengan sikap Deden yang kemarin waktu hanya ada wali kelasnya saja.

Akhirnya setelah Mamahnya mengatakan dia kecewa dengan semua prilaku anak semata wayangnya. Mamah Deden menangis di depan bu Rima. Mamahnya, meminta Deden untuk meminta maaf  pada Deva. Saat ditanya uangnya untuk apa, Deden mengeluarkan sejumlah uang ternyata dia tidak menggunakan uang tersebut. Karena sebenarnya uang jajan dari Mamahnya pun lebih dari cukup. Deden seolah tidak tega melihat Mamahnya menangis dan meminta maaf atas kesalahan yang dia lalukan.  Dan Deden mengakui selama ini dia merasa mamahnya selalu memberikan yang dia mau. 

Dan dia iri melihat Deva yang hanya anak pembantu tapi ternyata Bi Tinah  masih sempat untuk menemani saat mengerjakan PR, sampai ke urusan yang kecil pun Bi  Tinah memperhatikan Deva.  Deden juga iri karena Deva selalu menjadi juara kesatu di kelasnya.  Mamah Deden berjanji, dia akan memperhatikan Deden bukan hanya dengan uang saja. Dan Deden pun meminta maaf pada Deva. Deden memeluk Deva dengan erat, dia mengatakan sebenarnya dia sayang sama Deva dan menganggapnya sebagai saudaranya.  Dan dia ingin supaya Deva yang bintang kelas, untuk tetap menjadi sahabatnya. Semua terharu.

****

Hari-hari berikutnya perlakuan Deden berubah, malah dia sekarang menjadi dermawan. Dia disukai teman-temanya dan mejadi tauladan.  Dia suka memberikan sebagian uang sakunya untuk membantu temannya yang tidak dikasih bekal lebih dari orang tuanya. Deden, Devi dan Irsyal mereka menjadi sahabat yang selalu saling mendukung dan mengingatkan di saat ada kesalahan.

Majalengka, 23 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun