Blog akhirnya menjadi tempat bagi saya untuk turut berbagi informasi. Menjadi tempat menuangkan berbagai gagasan agar tetap berada dalam lingkaran bernama kewarasan. Ngeblog tak hanya membuat saya tetap waras, tetapi juga menjaga agar tetap berada dalam berlapis kewarasan.
Berlapis Kewarasan
Pertama, blog dan segala aktivitasnya membuat saya tetap terjaga, dan selalu kritis dalam melihat dunia. Blog memberi semangat untuk terus berkarya. Menjadi stimulus untuk terus berpikir. Seperti obat jiwa, candu yang membuat pikiran selalu terasah untuk berpikir. Menjauhkan diri dari rasa malas dan enggan. Blog menjadi obat anti pikun yang bisa diminum kapan saja.
Lebih dari itu, blog dan segala aktivitasnya mengingatkan saya untuk tetap peka terhadap lingkungan. Sebagai media yang menjadi corong untuk setiap warga negara untuk bebas menuliskan apa saja, blog memberi ruang pada saya untuk berbagi kabar mengenai keadaan sekitar. Menyorot berbagai fenomena sosial yang terjadi di sekitar.
Kedua, blog telah memberi kesempatan kepada blogger, termasuk saya, untuk menjadi bukan warga biasa. Menjadi bukan warga kelas dua. Melalui blog, setiap blogger bisa berbagi informasi dan melaporkan berbagai hal di sekitar dengan bertanggung jawab kepada masyarakat luas. Inilah yang kemudian membuat blogger didaulat menjadi jurnalis warga.
Menjadi jurnalis warga, adalah sebuah status yang diemban blogger dengan mengedepankan kewarasan. Waras dalam melihat berbagai fenomena, dan jujur dalam menyampaikan laporan. Menjadi pribadi yang bertanggung jawab dengan tulisan dan informasi yang disebar.
Dalam menjalankan peran sebagai jurnalis warga ini pula, saya senantiasa mengingatkan diri untuk selalu mengisi blog personal yang saya kelola dengan tetap memperhatikan fenomena sosial yang terjadi di sekitar. Saya juga tak segan menulis berbagai kegiatan sosial, dan kegiatan yang memberi nilai tambah pada masyarakat.
Tulisan mengenai berbagai fenomena ini salah satunya adalah tulisan berjudul “Sebuah Kisah dari Titik 50 Kilometer Jakarta” yang saya unggah di blog personal. Tulisan ini menceritakan kondisi minimnya air bersih yang dirasakan warga di salah satu daerah di Cikarang Bekasi. Tulisan lain misalnya tentang nasib sekolah untuk anak tak mampu di kawasan Bantar Gebang.
Ketiga, blog mengajarkan dan mengingatkan saya untuk selalu jeli dalam menyerap berbagai informasi. Dan hati-hati dalam menyebar informasi. Tak semua informasi yang beredar di dunia maya adalah sebuah kebenaran. Adakalanya informasi yang tersebar merupakan rekayasa atau hoax yang disebar oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Makin saya menyelami dunia blogging, makin saya diingatkan untuk bijak dalam bermedia sosial. Tidak menjadi bagian dalam barisan orag-orang yang tak bertanggung jawab.
Keempat, Blog dan aktivitas blogging mengajarkan untuk terus berbagi kebaikan pada masyarakat luas. Menghadirkan konten-konten yang berguna dan memberi nilai tambah pada setiap orang yang membaca. Blog dengan segala aktivitasnya menjadi ladang bagi saya untuk menjadi pribadi yang lebih berguna.
Dan kini, di tengah perkembangan teknologi, blog makin dilirik sebagai media alternatif untuk melakukan berbagai kampanye maya. Blog, karena kekhasan dan keunikannya dalam berbagi informasi menjadi lahan baru untuk berbagai kampanye. Meski begitu, bagi saya blog tetaplah sebuah media warga. Tempat berbagi cerita dengan tetap mengutamakan fakta. Blog tetap ruang tetap minda berkarya, menjadi tempat bagi saya dan juga blogger pada umumnya untuk tetap berada dalam lingkaran kewarasan.