Tak lupa ia juga menyempatkan datang ke sawah dan ladangnya. Tepat saat berlangsungnya GBT. Malam gerhana dipercayanya ampuh tolak hama. Hanya dengan membaca sahadat dan shalawat masing-masing sebanyak 7 kali.
"Kesempatan ini (gerhana bulan), kita bisa minta pada yang kuasa. Saya baca sholawat 7 kali, sahadat 7 kali. Terus tak tembung (saya ucapkan) juga ke penghuni penjaga bumi. Menggunakan hana caraka diwalik. Supaya hama penyakit pergi. Tanduran subur dan panennya berhasil," ujar pria yang usianya sekitar 65-an, sebut saja Mbah Apan.
Mbah Apan adalah petani produktif di lingkungan kami. Ia memiliki lahan luas di beberapa tempat. Semua ditanami padi. Jika ditotal sawah dan ladangnya hampir mencapai 2 hektar luasnya.
"Amalan yang saya lakukan ini tidak sembarang orang bisa melakukan. Ilmu kuno ini (hanacara dibalik) warisan dari Si Mbah Kanjeng Sunan Kalijaga. Saya mempelajarinya saat muda melalui tirakat," aku Mbah Apan.
Pada saat gerhana berlangsung, mushollah dan dan masjid di dekat rumah saya melaksanakan jamaah sholat gerhana bulan. Sholat dua rakaat kemudian terdengar pembacaan khutbah.
Sambil mendengar khutbah shalat gerhana dari speaker musholllah dekat rumah. Saya minta anak-anak duduk anteng di beranda. Sambil terus memperhatikan bulan merah disapu awan.
Menyaksikan proses menghilangnya bulan merah dari pandangan. Hanya sekejap, kemudian muncul lagi sedikit demi sedikit, perlahan-lahan. Kemunculannya tampak timbul tenggelam bersama arakan awan.
"Kenapa kita lihat gerhana ini. Katanya kalau dilihat, nanti kita bisa buta loh," kata si kakak. Informasi apa saja akan cepat diingat oleh anak-anak. Makanya fatal bila memperoleh info yang tidak benar.
Beruntung, khutbah di mushollah juga membahas perihal menyangkal mitos di masyarakat setempat. Saya hanya diam,anak-anak pun ikut mendengar khutbah.