Sepatutnya malam idul fitri ini semua orang bisa memperbanyak bacaan takbir atau mulai kegiatan silaturrahim. Namun ini sebaliknya, dipaksa untuk menahan diri karena kejadian yang tidak nyaman. Bila dihitung musibah, ya ini musibah kecil.
Andai saja saya yang menghadapinya, entah apa yang akan kami lakukan. Bagaimaana cara saya mengolah hati saya. Kasus ini kalau bukan penipuan, apa lagi yang tepat namanya.
Sebagai tetangga, kami menyarankan untuk mengatasi hal yang urgent dulu. Setidaknya bisa membantu menenangkan mereka sekeluarga.
Bagaimana caranya listrik bisa mengalir lagi ke rumah mereka pada malam yang fitri ini saja. Selebihnya urusan dengan oknum pelaku penipuan yang mendaftarkan listrik mereka itu bisa diselesaikan kemudian. Setidaknya setelah melewatkan 1 Syawal.
Satu jalan yang bisa dilakukan untuk bisa menyalakan listrik malam itu, bisa dengan cara"menumpang" sementara. Caranya, minta bantuan pemilik rumah sebelahnya yang sudah ada listriknya namun belum dihuni.
Spontan suami saya juga menyarankan untuk memanggil tetangga yang bisa mengatasi urusan instalasi listrik. Alhamdulillah yang bersangkutan bersedia datang sepulang kerja.
Dengan menyambungkan kabel utama rumah yang listriknya terblokir ke Miniature Circuit Breaker (MCB) rumah kosong, urusan ketiadaan listrik bisa teratasi seketika. Untungnya ada tetangga teknisi listrik yang bersedia membantu. Urusan beres!
Betapa berat ujian kesabaran tetangga saya di malam hari raya. Terkait terblokirnya listrik mereka. Sungguh bila bisa menahan diri dan emosi. Menjadi pemaaf dalam situasi itu. Semua akan kembali menjadi pahala. Kemenangan sesungguhnya di hari fitri akan jadi milik mereka.
Memaafkan memang lebih berat dari meminta maaf. Tapi bukankah memberi maaf itu lebih mulia dari meminta maaf.
Teringat pidato dari dai kondang, Zainuddin MZ. Mengisahkan tentang doa Malaikat Jibril di 1 Syawal. Tiga doa tersebut diamini Nabi Muhammad SAW.
"Yang berdoa Jibril, yang mengamini Nabi Muhammad. Apa iya doanya ditolak?" Ujar dai kondang idola jutaan umat di masanya.