Mohon tunggu...
Iradah haris
Iradah haris Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat dan Kartu Lebaran Beralih Wajah, Riwayatnya Kini

9 Mei 2021   23:05 Diperbarui: 9 Mei 2021   23:06 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu ucapan hari raya. Sumber pintetest

Teruntuk Pak Cik dan Mak Cik

Di Kampong

"Assalamualaikum Wr. Wb."

Meski tahun ini wajah tak mampu berjumpa

Tangan kita tak saling menjabat

Berharap coretan pena ini mampu mewakili kehadiran kami

Pada hari yang fitri ini, Minal aidin walfaizin

Bila selama ini terdapat salah silap baik yang disengaja maupun tidak. 

Mohon maaf dzahir dan batin

Selamat Raya Aidil Fitri

Salam Hormat dari jauh,

Iradah

----

Rangkaian kata indah nan puitis, dibubuhkan dalam kartu lebaran. Dengan tulisan tangan yang dibuat sebagus mungkin. Sebuah kartu ucapan selamat hari raya. Umumnya terbuat dari kertas tebal mengkilat berdesain khusus. 

Dengan tema hari raya. Biasa bergambar bedug, ketupat, masjid atau gambar kartun orang berbusana muslim bersalaman, menabuh bedug atau sungkeman dengan orang tua. 

Itu dulu. Era 80 hingga 90-an. Masa-masa keemasan kartu lebaran. Hampir semua orang di seluruh dunia menggunakkan media ini. Surat menyurat yang dikirim melalui pos.

Kartu lebaran biasa saya persiapkan di pertengahan ramadhan. Menulisinya satu persatu dengan hati-hati agar tak salah tulis. Supaya bisa segera dikirim dan sampai tepat waktu. Mendekati atau selepas hari raya. Menyesuaikan estimasi sampainya surat ke alamat yang dituju. 

Tidak hanya satu dua kartu yang saya persiapkan. List nama penerima sudah ditulis panjang berderet. Kartu bisa menumpuk puluhan. Dulu itu jaman berseragm putih biru hingga putih abu. 

Karena teman sekolah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, data nama penerima kartu bisa teman sebangku, teman sekamar, sahabat segenk yang kalau di list semua jumlahnya bisa sekompi sendiri.

Bagi orang rantau seperti keluarga kami, berkirim surat atau pun kartu lebaran ke sanak saudara dan handai tolan sudah seperti sebuah keharusan. Sama halnya dengan menerimanya dari luar daerah atau negara.

Lebaran adalah momen untuk bermaafan. Bila tidak bisa menyatakan langsung, setidaknya ada yang mewakili kesungguhan kita. Ya, lewat surat dan kartu lebaran itu.

Dengan demikian, hubungan antara dua keluarga besar bisa tetap terjalin. Walau berada di daratan dan negara yang berlainan. Sebelum dikenal kartu lebaran, zaman kakek saya dulu menggunakan kartu pos untuk mengirim kabar hingga ucapan selamat.

Kartu Plus Foto

Setiap tahun, tiap hari raya selalu datang kartu ucapan ke rumah orang tua saya. Entah itu dari saudara di Malaysia maupun di Singapura. Tak jarang dalam kartu itu terselip foto keluarga di rantau.

Bila terdapat foto di dalam kartu, ibu biasanya akan bercerita. Menjelaskan panjang lebar mengenai si a si b di dalam foto dan yang berkirim surat atau kartu lebaran.

Saudara sepupu ibu, paman dan uwak dari pihak bapak ibunya banyak yang merantau di 2 negara tetangga itu.

Bangga menerima surat dari mereka. Saya bisa menambah koleksi prangko luar negeri juga dari momen ini. Biasanya design kartu dari luar itu cantik-cantik. Ukuran kartu lebaran ini bermacam-macam tapi masih dalam ukuran wajar surat-menyurat. Mulai dari ukuran paling kecil 6x10 cm, 9x14 cm, 11x15 cm, sampai 12x15 cm.

Kami tidak akan membuang kartu tersebut. Melainkan disimpan rapi dalam bufet kaca. Hingga terkumpul banyak jumlahnya. Dari tahun ke tahun, terus bertambah.

Jaman sudah berubah, surat dan kartu lebaran pun berubah wajah. Kartu lebaran kini digeser telepon pintar. Hampir tak pernah dengar orang berkirim surat atau kartu lebaran lewat pos. 

Sebab mengirim pesan atau surel dari android hanya makan hitungan detik. Tinggal ketik di hp, kirim. Pesan jauh lebih cepat tersampaikan. 

Semudah itu. Tidak perlu menulis halus supaya ucapan terlihat bagus dan khusus di mata si penerima. Tidak perlu penat berjalan ke kantor pos antri sambil nempel-nempel prangko. 

Sepertinya itu hanya generasi tahun 70-80 an saja yang melakukannya. Perubahan wajah sudah dimulai sejak generasi setelahnya. Mereka disebut  generasi milenial. Jaman mereka, berkirim surat dan kartu lebaran hanya melalui telepon genggam.

Apakah perubahan Ini mengurangi esensi senuah silaturrahmi? Tidak. Generasi saat ini sudah paham bahwa fisik surat dari kertas sudah diupgrade menjadi surat elektronik. Ucapan-ucapan pun disampaikan dengan cara yang lebih mudah. 

Tinggal buat template kalimat. Kemudia. Dikirim ke beberapa sahabat, kerabat, saudaa ataupun kolega. Surat untuk mereka lebih cepet sampai. Beres!

Salam 26 Ramadhan 1442 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun