Salam Hormat dari jauh,
Iradah
----
Rangkaian kata indah nan puitis, dibubuhkan dalam kartu lebaran. Dengan tulisan tangan yang dibuat sebagus mungkin. Sebuah kartu ucapan selamat hari raya. Umumnya terbuat dari kertas tebal mengkilat berdesain khusus.
Dengan tema hari raya. Biasa bergambar bedug, ketupat, masjid atau gambar kartun orang berbusana muslim bersalaman, menabuh bedug atau sungkeman dengan orang tua.
Itu dulu. Era 80 hingga 90-an. Masa-masa keemasan kartu lebaran. Hampir semua orang di seluruh dunia menggunakkan media ini. Surat menyurat yang dikirim melalui pos.
Kartu lebaran biasa saya persiapkan di pertengahan ramadhan. Menulisinya satu persatu dengan hati-hati agar tak salah tulis. Supaya bisa segera dikirim dan sampai tepat waktu. Mendekati atau selepas hari raya. Menyesuaikan estimasi sampainya surat ke alamat yang dituju.
Tidak hanya satu dua kartu yang saya persiapkan. List nama penerima sudah ditulis panjang berderet. Kartu bisa menumpuk puluhan. Dulu itu jaman berseragm putih biru hingga putih abu.
Karena teman sekolah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, data nama penerima kartu bisa teman sebangku, teman sekamar, sahabat segenk yang kalau di list semua jumlahnya bisa sekompi sendiri.
Bagi orang rantau seperti keluarga kami, berkirim surat atau pun kartu lebaran ke sanak saudara dan handai tolan sudah seperti sebuah keharusan. Sama halnya dengan menerimanya dari luar daerah atau negara.
Lebaran adalah momen untuk bermaafan. Bila tidak bisa menyatakan langsung, setidaknya ada yang mewakili kesungguhan kita. Ya, lewat surat dan kartu lebaran itu.