TUBAN. Ramadhan selalu ada yang favorit bagi anak-anak. Pun di saat pandemi ini. Tahun lalu kami hanya ibadah full di rumah saja. Saat ini mereka bisa sedikit bebas memilih tempat ibadah mana yang nyaman baginya untuk berkumpul dengan teman dan berjamaah tarawih. Anak saya memilih langgar panggung sebagai mushollah favoritnya sendiri.
Sedang saya selalu sholat di langgar paling dekat dari rumah. Hanya berjarak beberapa langkah saja. Dua anak saya, si 8 tahun dan si 5 tahun memilih langgar panggung yang agak jauh.
Sebuah bangunan panggung. Berbahan kayu. Seperti langgar-langgar jaman saya kecil dulu. Langgar ini memang tempat ngaji anak-anak, di hari biasa. Anak-anak sebayanya, juga teman sekolah dan ngajinya tumplek blek shalat tarawih di situ.
Sementara surau tempat saya, memang jamaahnya terdiri dari tetangga-tetangga dekat. Semuanya saling kenal. Namun anak saya tak nyaman sebab mayoritas jamaahnya orang-orang dewasa dan sepuh saja.
Di barisan depan biasanya shof langganan jamaah sepuh. Yang muda-muda memilih di belakangnya. Anak-anak nyaris tidak ada. Saya satu-satunya yang membawa batita. Karena khawatir anak rewel tiba-tiba, saya termasuk pelanggan shof belakang.
Seperti anak saya, anak-anak lain tidak akan betah sholat di surau ini. Mereka akan kena tegur bila terdengar bercanda atau berisik di tengah berjamaah. Jamaah sepuh tidak menyukai kegaduhan khas anak-anak ini. Mereka merasa terganggu. Tidak bisa sholat dengan khusuk dan tumakninah.
Maklum luas mushollah ini tak seberapa luas. Lagi pun bangunannya yang baru direnovasi setahun ini, tidak memiliki teras. Bentuknya futuristik. Hanya ada satu ruang utama untuk berjamaah. Tertutup dengan kaca dan berpendingin ruangan.
Kalau ada anak yang berisik sedikit saja, suaranya menggema ke seluruh mushollah. Langsung bisa ditebak siapa pelakunya. Dua anak saya tidak nyaman di mushollah ini dan memilih di langgar panggung. Hanya saat subuh saja si 8 tahun mau ikut saya berjamaah di mushollah yang diberi nama "Hidayatul Mubtadi'in" ini.
Ada alasan kenapa selama Ramadhan anak saya mememilih tak satu mushollah dengan saya. Di langar panggung waktu sholatnya relatif lebih singkat. Kadang ada juga orang dewasa yang ikut sholat di langgar ini. Imamnya biasanya pemuda-pemuda energik. Tarawihnya lebih semangat. Kata anak saya,"enak kalau ngimaminya cepat. Selesainya duluan. Bisa main kita setelahnya".
Biasanya yang jadi imam sholat adalah santri-santri baru lulus aliyah (setingkat SMU). Yang sudah mumpuni untuk menjadi imam. Bukan orang jauh. Masih pemuda-pemuda dari lingkungan tinggal kita juga.
Lagi pun, setiap Ramadhan para orang tua di lingkungan tinggal kami menyepakati untuk mengarahkan anak-anak berjamaah di langgar panggung.