Mohon tunggu...
Iradah haris
Iradah haris Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - We do not need slogan anymore, we need equality in reality

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kreasi Menu Buka Puasa yang Tidak Biasa Saat Ultah dan Takziah

26 April 2021   08:15 Diperbarui: 26 April 2021   08:17 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi menu buka puasa yang tidak biasa (dok.IH)

TUBAN. 25 April 2021 sore, sekeranjang cake pisang berhias kacang almond mendominasi meja makan. Diantara sayur bayam, sepotong ikan pindang pepes dan dadar tahu telor . Ini kreasi menu buka yang tidak biasa bagi kami. Bukan karena menjelang hari lahir saya hari ini. Namun karena allah mengingatkan saya tentang taqdir kematian itu bertubi-tubi kemarin. 

Pertama dari kabar gugurnya 54 patriot bangsa awak KRI Nanggala-402. Informasi resminya disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Dalam jumpa pers di Bali. Minggu, 25 April 2021. Kabar kedua, berpulangnya ibunda tetangga yang tinggal serumah, tepat di sebelah rumah saya. 

Kabar pertama sudah tentu membuat kita seluruh Indonesia berduka. Segala macam doa dan harapan yang baik kita rapalkan. Baik untuk para kesuma maupun pihak keluarga yang ditinggalkannya. Dan kebetulan dari 53 patriot bangsa yang gugur, mayoritas warga Jawa Timur. Semoga husnul khotimah!

Karena kabar kedua, seluruh warga sibuk takziah atau melawat. Melawat merupakan kegiatan yang cukup dekat dengan budaya masyarakat di daerah saya. Takziah adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengunjungi kerabat dekat atau keluarga yang tertimpa musibah kematian.

Kesibukan dan kesedihan di sebelah rumah saya, sudah tentu kesibukan kami sekeluarga juga. Karena orang yang tinggal bersebelahan dengan kita adalah saudara terdekat. Maka wajib kita mengulurkan tangan, terutama saat mendapatkan kesulitan dan kedukaan.

Menyegerakan diri datang ke rumah sebelah dari jenazah belum dimandikan hingga disemayamkan adalah kewajiban tetangga dekat. Berusaha selalu ada, berharap bisa menghibur dan menguatkan hati keluarga yang ditinggalkan. Supaya mereka tidak terlalu larut dalam kesedihan.

Maka sejak hari itu saya harus menyingkat waktu kesibukan di rumah. Dan lebih banyak berada di sebelah. Menu buka keluarga saya putuskan untuk masak seadanya saja. Nasi, cop rice cooker. Tahu telor dadar dan sayur bayam "cemplung-cemplung". Sesederhana dan sesingkat mungkin. 

Selebihnya, waktu saya gunakan untuk menyempatkan membuat cake. Sengaja saya membuat cake pisang karena bahannya tersedia di rumah. Cake yang baru matang di meja itu adalah untuk sajian acara yasinan malam tadi. Diadakan khusus untuk arwah ibunda tetangga sebelah. 

Sudah menjadi hal lumrah di lingkungan kami. Para tetangga membantu menyediakan makanan ringan untuk pengajian orang meninggal. Biasanya sampai 7 hari berturut2. Bergantian bagi siapa saja yang berkenan. Tidak diminta, seihlasnya saja. Tidak ada aturan tertulisnya. Semampu kita membantu saja.

Saya berinisiatif melakukannya secepatnya. Selebihnya waktu akan lebih banyak saya sempatkan untuk berada di rumah duka. Menemani sahabat yang masih tidak percaya bahwa ibundanya sudah tiada. Berharap, kehadiran saya dapat memberi sedikit dukungan kepadanya.

Seharian ia menangis hingga lelah. Tampak sekali di tubuh dan wajah. Baginya berpulangnya ibunda, masih seperti mimpi. Selama Ramadhan ibu tampak semangat. Puasa dan shalat tarawihnya tidak pernah telat. Minggu pagi, sang ibu masih beraktifitas seperti biasa. Sehat saja di usia sekitar 57 tahunan. 

Hari terakhir makan sahur bersama anak cucunya. Jamaah subuh di mushollah. Paginya, seperti biasa masih terlihat jalan-jalan di depan rumah saya. Usai bersih-bersih rumah dan mencuci pakaiannya sendiri. Aktifitas berjalan biasa. Sungguh semua rahasia allah. Kita yang dekat ini bahkan tidak bisa membacanya. 

Selama menjalankan puasa, beliau rajin cek kesehatan. Rutin konsumsi obat penurun gula darah dan tekanan darah tinggi. Sehari sebelumnya ke perawat di linkungan kami, kontrol gula darah dan tekanan darahnya. Semua normal untuk orang seusianya. Namun tiba2 saja usai dhuha pukul 8 pagi drop. Gula darahnya naik ke angka 500. Tekanan darahnya turun drastis.

Otomatis satu lingkungan kami dikagetkan dengan kejadian ini. Tentu tetangga sebelah rumah saya panik dan shock saat memangku ibunya yang tiba-tiba tak sadarkan diri. Karena suaminya sedang ke luar kota, para tetanggalah yang harus siaga. Ia juga ibu rumah tangga seperti saya. Saat kejadian hanya bersama kedua anaknya. 

Beberapa menit di rumah pingsan. Akhirnya mampu sedikit membuka mata. Ketika diminta meminum air untuk membatalkan puasa, sang ibu memberi isyarat penolakan. Dengan maksud, mencari pertolongan dibawalah ke rumah sakit terdekat. Dalam pelayanan di UGD rumah sakit umum itulah beliau mengembuskan nafar terakhir.

Takziah Hukumnya Sunnah

Hari ini 26 April, jam 07.00 pagi. Waktu dan hari lahir saya. Dari acara takziah saya harus mengambil banyak hikmah dari kembalinya orang-orang baik ini. Ibunda tetangga saya, pun para kesuma bangsa yang sudah dinyatakan gugur. Namun hingga saat ini jenazahnya masih dalam proses evakuasi. 

Dalam suasana takziah, saya berusaha memaknai sisa umur yang dikaruniakan Tuhan. Bahwa catatan kematian mahluk sudah berupa kepastian. Tinggal kapan saatnya dan dimana, masih rahasia yang kuasa. Saya, harus berusaha menggunakan sebaiknya  waktu dan kesehatan yang dikaruniakan. Untuk jalan kebajikan. Untuk hal yang bermanfaat bagi ummat.

Mengenai takziah, pendapat ulama sepakat bahwa hukumnya sunnah. Disunnahkan sebelum atau sesudah mayat dikuburkan. Tidak ada ketentuan bertakziah harus membawa kue. Namun saya menghormati tamu-tamu yang takziah di rumah tetangga. Karena musibah dan kesedihan, tentu tuan rumah tak sempat memikirkan menghormati tamunya. Sudah sepatutnya tetanggalah yang melakukan hal itu.

Berikut 4 adab saat takziah dari Imam Alghazali.

Pertama, menghindari hal-hal yang tabu. Cara berpakaian dan berdandan yang sederhana saja. Perhatikan kesopanan dan kepatutan.

Kedua, tunjukkanlah rasa duka yang mendalam. Orang yang takziah dianjurkan untuk tulus mengucapkan belasungkawa. Menampakkan raut duka.

Ketiga, jangan banyak bicara dalam suasana duka. Ajaklah pihak yang berduka bicara seperlunya. Begitupun kepada orang yang bertakziah lainnya.

Untuk Pratriot

KRI Nanggala-402 (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa)
KRI Nanggala-402 (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa)

Sejak kabar hilang kontak kapal selam Nanggala-402 di perairan Bali, 21 April lalu. Hingga Minggu, 25 April dinyatakan dari submiss menuju fase subsunk (submarine sunk). Atau dalam pemahaman saya, tenggelam di dasar lautan, saya tak putus mengheningkan cipta. Berdoa dan berharap 53 prajurit di dalamnya menemukan mukjizat. 

Entah apa itu. Dari Nabi Hidir yang kerap saya denger ceritanya, menolong para pelaut saat kesulitan di tengah lautan. Atau semacam kisah Nabi Yunus yang diselamatkan dalam perut paus. Entahlah. 

Namun kabar Minggu kemarin menghentikan harapan saya. Menyadarkan saya bahwa yang kuasa maha di atas segala. Segala harap manusia, tidak bisa melawan taqdirnya.

Dari lubuk hati terdalam, saya mengucapkan salam takziah kepada keluarga para prajutit KRI Nanggala-402. Belasungkawa saya sedalam-dalamnya. Seluruh prajurit yang gugur adalah pahlawan bangsa. Mereka meninggal saat menunaikan tugas negara.  Mengamankan kedaulatan maritim Indonesia.

"Selamat berpatroli untuk selamanya Patriot Bangsa. Terimakasih telah menjaga kedaulatan laut Indonesia. Tabah sampai akhir" (kutipan pidato Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa)

Salam duka

Salam 13 Ramadhan 1442 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun