Seperti yang telah saya nyatakan di atas, kalau saya benar-benar terinspirasi dengan sosok Petrus Kanisius Ojong. Dan memang betul sosoknya menginspirasi.Â
Ia telah merasakan jatuh bangun dalam sebuah perjuangan. Perjuangan yang tentu patut dihargai setinggi-tingginya penghargaan. Beliau berusaha memperjuangkan sebuah surat kabar berkualitas yang manfaatnya juga sebenarnya bukan hanya ia yang merasakan namun masyarakat.Â
Usahanya untuk terus menyadarkan masyarakat agar terus mengawasi penguasa negeri ini agar masyarakat tidak dirugikan juga.Â
Namun nyatanya surat kabar yang ia perjuangkan malah dibredel seperti Weely Star begitu pula Kompas. Mereka bernasib sama. Namun untunglah beberapa bulan kemudian Kompas dapat terbit kembali.
Ojong juga seorang yang rendah hati. Ia tidak segan untuk mencuci piring makannya sendiri jika berkunjung ke rumah kerabatnya. Ia tidak segan untuk menyumbangkan uangnya kepada yang membutuhkan dibalik sifat hematnya. Ia juga sosok yang menghargai siapa pun.Â
Ojong juga memerhatikan pegawainya. Bentuk perhatiannya dari yang terkecil seperti menanyakan sudah makan atau belum, menjenguk pegawainya ketika sakit, memberi tumpangan mobil sampai menyediakan rumah istirahat untuk para pegawainya. Ini diketahui dari buku P.K. OJONG "Hidup Sederhana, Berpikir Mulia".Â
Ojong sangat kagum pada sosok Khoe Woen Sioe. Dalam buku tersebut di halaman 316, dijelaskan bahwa Khoe Woen Sioe, seorang Direktur Penerbit surat kabar Keng Po.Â
Namun walau begitu sampai meninggal pun Khoe Woen Sioe tidak pernah punya rumah  pribadi. Ia malahan mementingkan rumah untuk para pegawainya.
Selain perjuangannya, sikap dan kepribadian beliau juga yang patut kita teladani. Selain itu juga ia seorang keturunan Tinghoa, tapi nasionalismenya pada negeri ini tidak bisa diragukan. Sikapnya yang kritis dan skeptis terhadap segala hal termasuk pemerintah membuatnya sempat 'dibenci'.
Bukan karena hari kelahiran P.K Ojong. Bukan pula karena ulang tahun Kompas atau alasan lainnya, saya mengulas buku ini karena memang saya terkesima dengan isi buku ini., terkesima dengan sosok P.K. Ojong, terkesima dengan kepriadiannya.
P.K. OJONG "Hidup Sederhana, Berpikir Mulia".