"Eh Syafiq, kemarin malam saya, ameh deng ami pigi ke Pantai Talise, pe asik jo." kata Fikri.
"Ada buat apa ngana pigi malam lebaran ke pantai?." tanya Syafiq.
"Iyo, kita makan kaledo lalu kita pigi dari sore sampai malam di Talise." jawab Fikri.
"Pe asik jo ngana, lalu hari ini ada mau kemana?." tanya lagi Syafiq.
"Tidak. Saya mau tunggu abi dari Jakarta. Mau betulkan saya punya gimbot." jawab Fikri.
Setelah itu Fikri duduk di sofa yang berada di teras rumah. Sedangkan Syafiq masuk ke dalam rumahnya.
"Fikri.. ameh lihat bajumu belum kau rapihkan, masih di lemari. Ameh kira ngana so masukan samua ke koper." kata ameh.
"Nanti saja. Saya ada tunggu abi. Mau main gimbot." katanya sambil tersenyum.
"Kalo abimu so datang, kasih tau ameh di dapur." kata ameh dan dibalas anggukan oleh Fikri.
Fikri yang awalnya semangat menyambut ayahnya, namun kini sudah berjam-jam menunggu, sang abi masih tak kunjung datang. Fikri merasa agak bosan, tamu di rumahnya terus berdatangan, tapi Fikri tetap setia di teras rumah menjadi penyambut pertaman abinya pulang kampung. Namun nampaknya memang bukan hari ini. Sampai malam pun sang abi belum datang.
Sekitar pukul 20.00 WITA, ameh mendapat telepon dari kakanya yang juga abi dari Fikri. Kata abinya Fikri, ia belum bisa datang, mungkin baru besok akan datang. Ameh memberi tahu Fikri dan untungnya Fikri mau mengerti.